Anieq Nisrina Shofwan Love Fajar Muhammad Farhan Forever Keluarga Ini Bangun Gubuk di Kandang Sapi ~ Dunia Software dan Berita Unik TheRealLivingDeal

Game Shop TheRealLivingDeal

Toko Game dan Sotware Online TheRealLivingDeal, Ayo beli game atau software-software disini, kami menyediakan banyak sekali game dan software murah lengkap dan update terus setiap bulannya!!!. berminat untuk membeli di toko online kami? lihat tab "Toko Jual Game dan Software" di atas dan pilih tab "List Game dan Software" untuk melihat list game kami yang tersedia.
AYO BELI GAME DISINI, MURAH MERIAH DAN HEMAT.

Customer Service Admin

Steamprofile badge by Steamprofile.com

Jual Game Dan Software


Toko Game dan Sotware Online TheRealLivingDeal, Ayo beli game atau software-software disini, kami menyediakan banyak sekali game dan software murah lengkap dan update terus setiap bulannya!!!. berminat untuk membeli di toko online kami? lihat tab "Toko Jual Game dan Software" di atas dan pilih tab "List Game dan Software"

Download Launcher Farmuhan Blog for Android

Minggu, 15 Mei 2011

Keluarga Ini Bangun Gubuk di Kandang Sapi

Tak ada tempat menumpang, Wallas, warga Desa Bonorejo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat terpaksa membangun gubuk di tengah kandang sapi milik warga.

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Potret kemiskinan di negeri ini kian nyata. Karena tak punya pilihan tempat menumpang, sepasang suami istri di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terpaksa membangun gubuk di tengah kandang sapi. Sudah pasti bau kotoran hewan yang menyengat hidung menjadi teman sepanjang hari. Lingkungan yang tidak bersih jelas rawan membawa beragam penyakit.


Hidup serba terbatas tak menjadikan keluarga kecil ini berpangku tangan dan berharap belas kasih dari pemerintah. Bertahun-tahun tak mendapat jatah raskin tak membuat keluarga miskin ini iri ke tetangga dan pemerintah desa yang melupakan hak-haknya sebagai warga miskin.

Sudah tiga tahun lebih, Wallas (52) dan istrinya Rabiah (40) hidup di gubuk berukuran tak lebih dari 2 x 3 meter persegi. Rumah berdinding anyaman bambu dan beratap rumbiah ini adalah pemberian warga yang bersimpati dengan keluarga Wallas. Bangunan gubuk ini persis di tengah lokasi kandang sapi, di desa Bonorejo, kecamatan Tapango, Polewali mandar.

Wallas sebetulnya sadar akan risiko membangun rumah di tengah kandang sapi seperti ini. Tidak hanya rawan mengundang beragam penyakit, namun bau tak sedap yang menyegat hidung sudah pasti mengganggu kesehatan. Namun, karena tak punya pilihan tempat, Wallas dan istrinya Rabiah terpaksa menumpang di lokasi yang tidak layak dan tidak sehat ini.

Warga asal Jawa Barat yang sudah puluhan tahun merantau ke Polewali Mandar, sebetulnya sudah berkali-kali pindah lokasi. Wallas pindah karena lahan tumpangan tempat gubuknya berdiri, kerap dijual atau dialihfungsikan pemiliknya, hingga ia harus mencari tempat lain. Terakhir, tiga tahun lalu Wallas pindah ke lokasi ini karena sudah stres mencari tempat, namun tak ada warga yang bersedia memberikan lahannya, hanya sekedar menumpang untuk membangun gubuknya.

Profesinya sebagai buruh bangunan yang tidak menentu, jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, apalagi harus membeli lahan dan rumah layak huni. Order bangunan yang sepi dan tak menentu, kian membuat kehidupan Wallas terpuruk.

Agar bisa tetap bertahan hidup wallas dan istrinya rabiah kini memilih menjadi tukang pungut kelapa yang jatuh di lahan kebun milik orang lain. Sejak pagi, Wallas bersama Rabiah istrinya meninggalkan rumah, satu persatu kebun kelapa milik warga disisir, dengan harapan ada kelapa jatuh yang bisa dipungut dan dibawa pulang ke rumahnya.

Sebagian hasil kelapa yang dipungut dari lahan milik orang lain itu langsung dijual ke pedagang atau diolah menjadi minyak goreng sebelum dijual ke pasar. Keluarga kecil ini sebetulnya pernah dikarunia tiga orang anak. Namun, ketiganya meninggal dunia karena terserang penyakit. Keluarga ini tak mampu membawa anak mereka berobat ke rumah sakit.

Keluarga miskin yang sudah puluhan tahun menjadi penduduk desa ini tak pernah mendapat jatah raskin dari pemerintah setempat. Dengan selembar KTP Wallas menunjukkan identitas dirinya kepada wartawan sebagai warga desa Bonorejo yang sah. Toh, keluarga Wallas tak lantas frustrasi, apalagi memperotes pemerintah, karena tidak mendapatkan haknya sebagai warga negara.

"Pemerintah kan pasti sudah tahu siapa warga yang layak mendapatkan bantuan raskin," ujarnya. Wallas mengharamkan keluarganya jadi pengemis, apalagi mencuri untuk sesuap nasi atau menghalalkan segala cara.

0 komentar:

Posting Komentar

PENUTUPAN

SESUDAH ANDA MEMBACA BLOG SAYA INI, SILAHKAN KUNJUNGI BLOG SAYA YANG LAIN. SILAHKAN LIHAT BLOG SAYA YANG LAIN DI PROFIL SAYA.
SESUDAH ANDA MEMBACA BLOG SAYA INI, SILAHKAN ANDA MENGAMALKAN APA SAJA YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA.
JANGAN LUPA ANDA MEMBERI KOMENTAR DI BLOG SAYA INI
TERIMA KASIH


tertanda
si pembuat blog



fajar muhammad farhan

UCAPAN TERIMA KASIH

UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA:


Ø ALLAH YANG MAHA ESA

Ø NABI BESAR MUHAMMAD SAW.

Ø KEPADA ORANG TUAKU

Ø KEPADA SAUDARA DAN KELUARGAKU

Ø KEPADA TEMAN-TEMANKU YANG BAIK HATI DAN SENANG BERTEMAN DENGANKU

Ø KEPADA SEMUA WEBSITE DISELURUH DUNIA YANG TELAH MENGEMBANGKAN BLOGKU

Ø KEPADA BAND-BAND DI SELURUH NUSANTARA

Ø KEPADA GURU-GURUKU YANG SENANG MENGAJARIKU

Ø KEPADAMU YANG SETIA MEMBACA BLOGKU DAN MENGAMALKAN APA YANG ADA DIDALAMNYA


Daftar Semua Post