Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (GNPK) Kota Parepare, Sulawesi Selatan, menemukan adanya praktik manipulasi data beasiswa miskin dibeberapa sekolah tingkat menengah pertama (SMP) di Parepare.
Dua sekolah masing-masing SMPN 1 dan SMP Negeri 2 Parepare, dimana dana beasiswa bersumber dari dana dekonsentrasi, diduga anak wakil kepala sekolah dan oknum guru di sekolah tersebut, ikut menerima beasiswa miskin dengan modus merubah data.
"Selain beasiswa prestasi dan beasiswa untuk siswa tidak mampu, disinyalir kuat ada siswa dari keluarga mampu yang ikut menerima beasiswa miskin. Bahkan ada yang menerima beasiswa ganda, yakni yang berasal dari pemkot Parepare dan provinsi," beber Koordinator GNPK Kota Parepare Bakhtiar Syarifuddin, Kamis (12/5/2011) siang.
Bakhtiar Syarifuddin mengatakan, manipulasi data yang dilakukan oknum di kedua sekolah tersebut, terkuak setelah pihaknya menelusuri data siswa penerima beasiswa miskin.
Dalam data memang tercantum siswa penerima beasiswa adalah anak sopir, tukang ojek, penjahit, buruh harian, dan nelayan itu. Namun, saat di teliti, ternyata data tersebut palsu karena yang dimaksud justru anak wakasek, guru, dan honorer khusus yang di SMPN 2.
Sementara beasiswa di SMPN 1, penerimanya adalah anak wakasek. "Ini tentu sangat disayangkan karena beasiswa yang seharusnya untuk anak miskin, justru dinikmati anak guru atau wakasek. Rusak pendidikan ini," katanya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Parepare HMustafa Mappangara, berdalih kalau indikasi manipulasi data beasiswa miskin yang dibeberkan GNPK, merupakan persoalan lama. "Ini sudah menjadi persoalan lama. Kasus ini juga sudah diselesaikan di dewan," kilahnya.
Sementara Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Parepare, Arifuddin Idris mengatakan, beasiswa bagi siswa kurang mampu lebih banyak diplot ke sekolah-sekolah pinggiran atau berjarak lebih jauh dari perkotaan, kendati ada juga yang disalurkan ke beberapa sekolah-sekolah favorit. "Lebih banyak beasiwa kami plot ke sekolah pinggiran," jelasnya.
Kepala SMPN 1 Parepare, Muhammad Yamin, mengakui kalau sekolah yang dipimpinnya memang mendapat dua paket beasiswa dan satu paket bantuan kepada siswa kurang mampu.
Namun pihaknya membantak kalau ada anak oknum wakasek disekolahnya yang mendapat beasiswa miskin. Untuk beasiswa kurang mampu, beasiswa yang didapatkan sebesar Rp 560 ribu persemester untuk 25 siswa, sedang beasiswa berprestasi diberikan kepada delapan siswa sebesar Rp 600 ribu persemester.
Sementara untuk bantuan dari dana BOS diberikan kepada 36 siswa sebesar Rp 2 ribu perhari "Untuk beasiswa berprestasi, memang dibolehkan bagi siswa miskin maupun kaya. Siapapun boleh asal berprestasi dan sejauh memenuhi persyaratan. Tidak ada juga siswa yang menerima beasiswa ganda di sekolah kami. Itu kasus lama dan sudah kami anggap selesai," jelasnya.
0 komentar:
Posting Komentar