Anieq Nisrina Shofwan Love Fajar Muhammad Farhan Forever Jumat, 21 Januari 2011 ~ Dunia Software dan Berita Unik TheRealLivingDeal

Game Shop TheRealLivingDeal

Toko Game dan Sotware Online TheRealLivingDeal, Ayo beli game atau software-software disini, kami menyediakan banyak sekali game dan software murah lengkap dan update terus setiap bulannya!!!. berminat untuk membeli di toko online kami? lihat tab "Toko Jual Game dan Software" di atas dan pilih tab "List Game dan Software" untuk melihat list game kami yang tersedia.
AYO BELI GAME DISINI, MURAH MERIAH DAN HEMAT.

Customer Service Admin

Steamprofile badge by Steamprofile.com

Jual Game Dan Software


Toko Game dan Sotware Online TheRealLivingDeal, Ayo beli game atau software-software disini, kami menyediakan banyak sekali game dan software murah lengkap dan update terus setiap bulannya!!!. berminat untuk membeli di toko online kami? lihat tab "Toko Jual Game dan Software" di atas dan pilih tab "List Game dan Software"

Download Launcher Farmuhan Blog for Android

Jumat, 21 Januari 2011

Kisah Hachiko Yang Sangat Mengharukan Sekali (Kisah Nyata) (Bonus Film)


Kisah Hachiko adalah sebuah legenda yang saat kita membaca atau menonton film tentang kisah kesetiaan anjing dari Jepang ini dapat dipastikan kita terharu mengetahui kisah Hachiko ini. Berikut cerita atau kisah yang sangat-sangat mengharukan tersebut :

Seorang Profesor setengah tua tinggal sendirian di Kota Shibuya. Namanya Profesor Hidesamuro Ueno. Dia hanya ditemani seekor anjing kesayangannya, Hachiko. Begitu akrab hubungan anjing dan tuannya itu sehingga kemanapun pergi Hachiko selalu mengantar. Profesor itu setiap hari berangkat mengajar di universitas selalu menggunakan kereta api. Hachiko pun setiap hari setia menemani Profesor sampai stasiun. Di stasiun Shibuya ini Hachiko dengan setia menunggui tuannya pulang tanpa beranjak pergi sebelum sang profesor kembali.. Dan ketika Profesor Ueno kembali dari mengajar dengan kereta api, dia selalu mendapati Hachiko sudah menunggu dengan setia di stasiun. Begitu setiap hari yang dilakukan Hachiko tanpa pernah bosan.

Musim dingin di Jepang tahun ini begitu parah. Semua tertutup salju. Udara yang dingin menusuk sampai ke tulang sumsum membuat warga kebanyakan enggan ke luar rumah dan lebih memilih tinggal dekat perapian yang hangat.

Pagi itu, seperti biasa sang Profesor berangkat mengajar ke kampus. Dia seorang profesor yang sangat setia pada profesinya. Udara yang sangat dingin tidak membuatnya malas untuk menempuh jarak yang jauh menuju kampus tempat ia mengajar. Usia yang semakin senja dan tubuh yang semakin rapuh juga tidak membuat dia beralasan untuk tetap tinggal di rumah. Begitu juga Hachiko, tumpukan salju yang tebal dimana-mana tidak menyurutkan kesetiaan menemani tuannya berangkat kerja. Dengan jaket tebal dan payung yang terbuka, Profesor Ueno berangkat ke stasun Shibuya bersama Hachiko.

Tempat mengajar Profesor Ueno sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Tapi memang sudah menjadi kesukaan dan kebiasaan Profesor untuk naik kereta setiap berangkat maupun pulang dari universitas.

Kereta api datang tepat waktu. Bunyi gemuruh disertai terompet panjang seakan sedikit menghangatkan stasiun yang penuh dengan orang-orang yang sudah menunggu itu. Seorang awak kereta yang sudah hafal dengan Profesor Ueno segera berteriak akrab ketika kereta berhenti. Ya, hampir semua pegawai stasiun maupun pegawai kereta kenal dengan Profesor Ueno dan anjingnya yang setia itu, Hachiko. Karena memang sudah bertahun-tahun dia menjadi pelanggan setia kendaraan berbahan bakar batu bara itu.

Setelah mengelus dengan kasih sayang kepada anjingnya layaknya dua orang sahabat karib, Profesor naik ke gerbong yang biasa ia tumpangi. Hachiko memandangi dari tepian balkon ke arah menghilangnya profesor dalam kereta, seakan dia ingin mengucapkan,” saya akan menunggu tuan kembali.”

” Anjing manis, jangan pergi ke mana-mana ya, jangan pernah pergi sebelum tuan kamu ini pulang!” teriak pegawai kereta setengah berkelakar.

Seakan mengerti ucapan itu, Hachiko menyambut dengan suara agak keras,”guukh!”
Tidak berapa lama petugas balkon meniup peluit panjang, pertanda kereta segera berangkat. Hachiko pun tahu arti tiupan peluit panjang itu. Makanya dia seakan-akan bersiap melepas kepergian profesor tuannya dengan gonggongan ringan. Dan didahului semburan asap yang tebal, kereta pun berangkat. Getaran yang agak keras membuat salju-salju yang menempel di dedaunan sekitar stasiun sedikit berjatuhan.

Di kampus, Profesor Ueno selain jadwal mengajar, dia juga ada tugas menyelesaikan penelitian di laboratorium. Karena itu begitu selesai mengajar di kelas, dia segera siap-siap memasuki lab untuk penelitianya. Udara yang sangat dingin di luar menerpa Profesor yang kebetulah lewat koridor kampus.

Tiba-tiba ia merasakan sesak sekali di dadanya. Seorang staf pengajar yang lain yang melihat Profesor Ueno limbung segera memapahnya ke klinik kampus. Berawal dari hal yang sederhana itu, tiba-tiba kampus jadi heboh karena Profesor Ueno pingsan. Dokter yang memeriksanya menyatakan Profesor Ueno menderita penyakit jantung, dan siang itu kambuh. Mereka berusaha menolong dan menyadarkan kembali Profesor. Namun tampaknya usaha mereka sia-sia. Profesor Ueno meninggal dunia.

Segera kerabat Profesor dihubungi. Mereka datang ke kampus dan memutuskan membawa jenazah profesor ke kampung halaman mereka, bukan kembali ke rumah Profesor di Shibuya.

Menjelang malam udara semakin dingin di stasiun Shibuya. Tapi Hachiko tetap bergeming dengan menahan udara dingin dengan perasaan gelisah. Seharusnya Profesor Ueno sudah kembali, pikirnya. Sambil mondar-mandir di sekitar balkon Hachiko mencoba mengusir kegelisahannya. Beberapa orang yang ada di stasiun merasa iba dengan kesetiaan anjing itu. Ada yang mendekat dan mencoba menghiburnya, namun tetap saja tidak bisa menghilangkan kegelisahannya.

Malam pun datang. Stasiun semakin sepi. Hachiko masih menunggu di situ. Untuk menghangatkan badannya dia meringkuk di pojokan salah satu ruang tunggu. Sambil sesekali melompat menuju balkon setiap kali ada kereta datang, mengharap tuannya ada di antara para penumpang yang datang. Tapi selalu saja ia harus kecewa, karena Profesor Ueno tidak pernah datang. Bahkan hingga esoknya, dua hari kemudian, dan berhari-hari berikutnya dia tidak pernah datang. Namun Hachiko tetap menunggu dan menunggu di stasiun itu, mengharap tuannya kembali. Tubuhnya pun mulai menjadi kurus.

Para pegawai stasiun yang kasihan melihat Hachiko dan penasaran kenapa Profesor Ueno tidak pernah kembali mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Akhirnya didapat kabar bahwa Profesor Ueno telah meninggal dunia, bahkan telah dimakamkan oleh kerabatnya.

Mereka pun berusaha memberi tahu Hachiko bahwa tuannya tak akan pernah kembali lagi dan membujuk agar dia tidak perlu menunggu terus. Tetapi anjing itu seakan tidak percaya, atau tidak peduli. Dia tetap menunggu dan menunggu tuannya di stasiun itu, seakan dia yakin bahwa tuannya pasti akan kembali. Semakin hari tubuhnya semakin kurus kering karena jarang makan.

Akhirnya tersebarlah berita tentang seekor anjing yang setia terus menunggu tuannya walaupun tuannya sudah meninggal. Warga pun banyak yang datang ingin melihatnya. Banyak yang terharu. Bahkan sebagian sempat menitikkan air matanya ketika melihat dengan mata kepala sendiri seekor anjing yang sedang meringkuk di dekat pintu masuk menunggu tuannya yang sebenarnya tidak pernah akan kembali. Mereka yang simpati itu ada yang memberi makanan, susu, bahkan selimut agar tidak kedinginan.

Selama 9 tahun lebih, dia muncul di station setiap harinya pada pukul 3 sore, saat dimana dia biasa menunggu kepulangan tuannya. Namun hari-hari itu adalah saat dirinya tersiksa karena tuannya tidak kunjung tiba. Dan di suatu pagi, seorang petugas kebersihan stasiun tergopoh-gopoh melapor kepada pegawai keamanan. Sejenak kemudian suasana menjadi ramai. Pegawai itu menemukan tubuh seekor anjing yang sudah kaku meringkuk di pojokan ruang tunggu. Anjing itu sudah menjadi mayat. Hachiko sudah mati. Kesetiaannya kepada sang tuannya pun terbawa sampai mati.

Warga yang mendengar kematian Hachiko segera berduyun-duyun ke stasiun Shibuya. Mereka umumnya sudah tahu cerita tentang kesetiaan anjing itu. Mereka ingin menghormati untuk yang terakhir kalinya. Menghormati sebuah arti kesetiaan yang kadang justru langka terjadi pada manusia.

Mereka begitu terkesan dan terharu. Untuk mengenang kesetiaan anjing itu mereka kemudian membuat sebuah patung di dekat stasiun Shibuya. Sampai sekarang taman di sekitar patung itu sering dijadikan tempat untuk membuat janji bertemu. Karena masyarakat di sana berharap ada kesetiaan seperti yang sudah dicontohkan oleh Hachiku saat mereka harus menunggu maupun janji untuk datang. Akhirnya patung Hachiku pun dijadikan symbol kesetiaan. Kesetiaan yang tulus, yang terbawa sampai mati.

Ini merupakan kisah yang membuat hati saya tertegun setelah membaca kisahnya. Jika ingin lebih menghayati lagi, ada trailer dari film Hachiko Monogatari versi Jepang. Dalam trailer ini, ada kata-kata yang ada dalam backsoundnya “I’ll be waiting for you” (Aku akan menunggumu). Klik di sini untuk melihat videonya

untuk mendownload filmnya, klik disini!!!!!

Lelah Bawa Ganja, Merpati Pos Ditangkap


Pantas saja bila seekor merpati pos di Kolombia terengah-engah. Ditakdirkan membawa surat, burung ini justru disuruh menjalankan tugas yang penuh berisiko dan teramat berat, yaitu membawa paket ganja dan kokain ke penjara di kota Bucaramanga.

Menurut stasiun berita Fox News, Rabu 19 Januari 2011, sipir penjara dengan mudah menangkap burung yang sudah kelelahan itu di luar tembok. Di punggungnya terdapat kantung berisi ganja seberat 45 gram dan kokain sebanyak 5 gram, ungkap harian Telegraph.

Menurut komandan polisi Bucaramanga, Jose Angel Mendoza, ini adalah modus baru bagi para napi untuk mendapatkan narkoba. Mendoza mengatakan bahwa merpati pos itu tidak mampu membawanya terbang sehingga tidak dapat melalui tembok penjara.

Dua orang sipir penjara dapat menangkap merpati itu tanpa kendala yang berarti. “Kami menemukan burung itu beberapa meter dari tembok mencoba terbang dengan paket tersebut. Namun karena kelebihan beban, burung itu tidak berhasil melancarkan misinya,” ujar Mendoza.

Mendoza mengatakan kemungkinan merpati pos itu dilatih oleh narapidana atau temannya di luar penjara. Saat ini, tengah diselidiki siapa yang mengirimkan dan akan menerima paket itu.

Ini bukan kali pertama kepolisian Kolombia menghadapi kasus dimana binatang digunakan sebagai sarana kejahatan. Sebelumnya pada September tahun lalu, dilansir dari stasiun berita Sky News, polisi berhasil mengamankan seekor kakaktua yang digunakan oleh anggota geng pengedar narkoba sebagai pengawas.

Kakaktua telah dilatih untuk memberikan sinyal jika pada lokasi geng tersebut bertransaksi terlihat polisi mendekat. Menurut laporan kepolisian, terdapat 1000 ekor burung kakaktua yang dilatih untuk menjadi pengawas polisi di Kolombia.

“Kami mendapatkan kakaktua yang ketika melihat polisi akan berteriak “lari! Lari!”,” ujar komandan polisi kota Barranquilla, Fredy Veloza

Benarkah John Grice Agen CIA


ohn Jerome Grice telah meninggalkan Jakarta. Warga Amerika Serikat ini tiba-tiba sangat populer di Indonesia. Namanya menjadi buah bibir para petinggi negeri, dua hari terakhir. Penyebabnya, dia disebut Gayus Tambunan sebagai otak pemalsu paspor Gayus atas nama Sony Laksono. Gayus juga mengungkap jati diri John J Grice sebagai agen intelijen Amerika Serikat (CIA).

Para pejabat geger. Kecolongan atau pernyataan Gayus tidak akurat? Saat ini, status John Grice telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang. Apakah betul John Grice agen CIA seperti yang diungkap Gayus Tambunan?

"Sejauh ini penyelidikan Polri belum menemukan ada indikasi terkait dengan CIA," kata Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Kamis 20 Januari 2011. Hal senada disampaikan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Ito Sumardi.

Dugaan John Grice sebagai anggota CIA baru pengakuan sepihak Gayus. Ito mempertanyakan apa kaitan CIA dengan masalah yang membelit Gayus. "Yang kita bicarakan sekarang adalah masalah hukum. Kami yang polisi tidak bisa mengatakan bahwa itu (John Grice) sudah pasti benar," jelas Ito.

Untuk mengungkap polemik ini, Tjahjo Kumolo, anggota Komisi I Bidang Pertahanan, Luar Negeri, dan Informasi DPR akan mengundang Badan Intelijen Negara (BIN). Kendati demikian, agenda utama pemanggilan BIN ke DPR bukanlah untuk masalah Gayus Tambunan. Tapi tidak tertutup kemungkinan John Grice akan menjadi agenda utama pertemuan Komisi I dengan BIN.

"Itu bukan agenda spesifik tapi menjadi spesifik karena ada pernyataan yang menyangkut harga diri Bangsa, meskipun tertutup. Saya kira minggu depan sudah bisa dipanggil," kata Tjahjo Kumolo usai mendampingi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara, Jakarta Selatan, Kamis, 20 Januari 2011. Tjahjo menegaskan ada pertanyaan besar di balik pernyataan Gayus. Tjahjo secara pribadi berharap, pernyataan Gayus soal itu tidak benar, karena sangat menyangkut kedaulatan bangsa.

Markas Besar TNI sendiri mengimbau BIN turun tangan menangani kasus ini. "Kalau kami melihat counterpart (mitra sejajar) CIA adalah BIN. Seyogyanya diselesaikan BIN," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis 20 Januari 2010. Prinsipnya, TNI bertugas untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Operasi intelijen yang dilakukan TNI dalam kapasitas mendukung operasi TNI.

Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar mengakui John Grice sudah kabur beberapa bulan lalu. Patrialis bahkan menyatakan, John Grice kabur lewat Bandara Soekarno-Hatta. "Beberapa bulan yang lalu, melalui pintu imigrasi Soekarno-Hatta," kata Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Januari 2011.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Scott Alan Marciel, mengatakan tuduhan tentang keterlibatan agen CIA dalam kasus Gayus Tambunan merupakan urusan hukum Indonesia. Penyelesaiannya adalah melalui penyelidikan aparat hukum Indonesia, bukan pemerintah AS. "Saya tidak tahu siapa orang Amerika yang bernama John Jerome itu. Saya tidak pernah dengar sebelumnya," kata Marciel usai bertemu pimpinan Komisi I DPR RI di Jakarta, Rabu, 19 Januari 2011.

Setelah beredar paspor atas nama Sony Laksono, polisi menemukan paspor mirip Gayus atas nama Yosep Morris berwarganegara Republik Guyana. Pengacara Gayus, Adnan Buyung Nasution, mengungkapkan bahwa pemberian paspor itu untuk membentuk opini publik bahwa Gayus adalah orang jahat. "Ini hanya untuk bentuk opini Gayus adalah orang jahat," ujar Buyung.

Anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum Mas Ahmad Santosa sudah membantah pernyataan Gayus. "Gayus harus membuktikan informasi yang diterimanya tersebut," kata pria yang akrab disapa Ota ini saat jumpa pers bersama Sekretaris Satgas yang juga Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Denny Indrayana. Keterangan pers yang digelar Rabu 19 Januari 2011 itu juga dihadiri anggota Satgas yang juga Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein, dan anggota Satgas yang juga Wakil Jaksa Agung Darmono.

Siapa John Grice

Gayus Tambunan melontarkan pernyataan yang mengejutkan usai sidang vonis 7 tahun di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu 19 Januari kemarin. Gayus mengungkapkan bahwa paspor palsu yang dimilikinya dibuat oleh John Jerome Grice yang mengaku agen CIA. "John Grice adalah agen CIA dan diketahui oleh Satgas," kata Gayus kemarin.

Polisi menyebut John Grice sebagai otak pembuat paspor atas nama Sony Laksono milik Gayus Tambunan. Dia diduga masih berada di satu negara di Asia. Polri mengeluarkan Daftar Pencarian Orang (DPO) terhadap warga negara Amerika Serikat itu sejak Senin 17 Januari 2011. John Grice telah kabur ke luar negeri sejak Juli 2010. Polri telah mendapat kepastian bahwa pria yang terlahir pada 16 Mei 1970 di California itu berkewarganegaraan Amerika Serikat. "Telah mendapat keterangan dari kedubes AS yang berada di Jakarta benar bahwa pernah menerbitkan paspor itu," kata Kepala Bidang Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar, Senin 17 Januari kemarin.

Penyidik sangat memerlukan keterangan Grice untuk mengungkap kasus pemalsuan paspor atas nama Sony Laksono milik Gayus Tambunan. Bagaimana Gayus mengenal John Grice? Menurut Boy, Gayus Tambunan diperkenalkan sahabat Gayus sejak SMA, Agung, kepada tersangka pembuat paspor palsu, Ary, yang bertugas mengambil foto.

Selanjutnya Ary memperkenalkan Gayus kepada Joko, yang sudah dilepas karena tidak cukup bukti. Kemudian Joko inilah yang memperkenalkan Gayus kepada John Jerome. Paspor Gayus atas nama Sony Laksono sendiri diserahkan John Jerome secara langsung kepada Gayus. Gayus menerima paspor itu pada bulan Juli 2010 sesaat sebelum Jerome ke luar negeri. "Diserahkan di sebuah hotel di bilangan Jakarta Utara," kata Boy saat itu.

Gayus sendiri diduga harus membayar sekitar US$100 ribu atau sekitar Rp900 juta untuk membuat paspor palsu atas nama Sony Laksono tersebut. Dari jumlah itu, tersangka Ary mengaku hanya mendapatkan US$2.500. Namun, keterangan itu dibantah oleh pengacara Gayus, Hotma Sitompul. Hotma mengatakan, untuk paspor palsu itu, Gayus membayar tak lebih dari Rp200 juta.

Polri tak memusingkan pernyataan Gayus yang menyebut John Grice sebagai agen CIA. Bagi Polri, yang lebih penting adalah upaya menemukan buronan. Penyidik telah mengambil langkah-langkah untuk menemukan dan menangkap Grice untuk keperluan penyidikan. Polri sudah berkoordinasi dengan pihak Kedutaan Amerika dan juga sudah menerbitkan DPO.

Polri belum mengetahui keberadaan Grice. Penyidik tak akan fokus pada pembuktian Jerome sebagai agen CIA atau bukan. "Terserah mau percaya Gayus atau siapa. Hal-hal yang tidak ada relevansi itu tidak akan menjadi fokus kita. Kita melihat adanya dugaan melakukan kejahatan," kata Boy Rafli Amar, Kamis 20 Januari 2011. (sj)

Tradisi Mandi Air Es di Jepang

Perkembangan pesat teknologi di Jepang tidak membuat rakyatnya melupakan tradisi leluhur. Di antaranya adalah upacara penyucian diri, yang berlangsung setiap awal tahun di kuil Kanda Myojin, Tokyo.

Bercelanakan cawat putih dan memakai ikat kepala , ratusan pria berkumpul di kuil Kanda, Sabtu 15 Januari 2011, untuk melakukan upacara basuh diri. Upacara ini dilakukan dengan mengguyur tubuh mereka dengan air sedingin es, sehingga tidak jarang membuat mereka berteriak. Upacara ini juga merupakan upacara uji ketahanan tubuh.

Menurut kepercayaan Shinto, menumpahkan air dingin ke seluruh tubuh akan menyucikan jiwa dan raga.

Foto-foto upacara penyucian diri itu bisa dilihat di tautan ini.

Dituduh Rekayasa Gayus, Ini Jawaban Denny


Terdakwa kasus mafia pajak, Gayus Tambunan, divonis tujuh tahun penjara dari 20 tahun yang dituntut jaksa. Sesudah vonis itu, Gayus memberikan keterangan peras. Banyak hal baru yang diungkapkan Gayus yang didampingi kuasa hukumnya, Adnan Buyung Nasution.

Gayus menyebutkan bahwa Satgas Anti Mafia Hukum, khususnya Denny Indrayana dan Mas Achmad Santosa, melakukan rekayasa dalam kasus ini. Denny, katanya, sengaja mempolitisasi kasus ini dengan mengarahkan Gayus.

Sebelum berangkat ke Singapura, Gayus mengaku tiga kali bertemu dengan Denny Indrayana. Denny pula lah, lanjutnya, yang menyuruh Gayus untuk kabur ke Singapura. Gayus berangkat ke bandara, sesaat setelah bertemu Denny. Anggota Satgas Anti Mafia Hukum, yang juga staf khusus presiden itu, menurut Gayus, berjanji akan segera menjemputnya di negeri singa itu.

Jawaban Denny Indrayana

Kepada wartawan yang menemuinya di Istana Negara, Denny Indrayana menegaskan, " Saya ingin mendengar dulu ya, melihat dulu informasi yang disampaikan Gayus sebelum bisa memberikan komentar lebih jauh," kata Denny, Rabu 19 Januari 2011.

Denny menambahkan bahwa pada dasarnya Satgas Anti Mafia Hukum juga mempunyai info dan data. Jadi hal-hal yang disampaikan Gayus itu tidak benar.

Tapi sekali lagi Denny menegaskan bahwa, "Saya ingin mendengar dulu. Karena ini tuduhan yang sangat serius yang harus kita sikapi dengan pernyataan yang tepat dan akurat," tambah Denny.

Bagaimana soal pengakuan Gayus bahwa Denny sengaja mempolitisasi kasus ini dengan mengarahkannya kasus mafia pajak ini hanya kepada Ical (Aburizal Bakrie)? "Tidak benar," jawab Denny. "Kasih kesempatan saya untuk jalan dan nanti saya akan jelaskan," lanjut Denny yang dikerubuti wartawan itu.

Denny juga membantah pernyataan Gayus soal rekayasa ke Singapura.

Lalu bagaimana dengan rekayasa paspor palsu yang menurut Gayus melibatkan agen CIA yang dekat dengan salah seorang anggota Satgas? Denny hanya diam, tak menjawab.

PENUTUPAN

SESUDAH ANDA MEMBACA BLOG SAYA INI, SILAHKAN KUNJUNGI BLOG SAYA YANG LAIN. SILAHKAN LIHAT BLOG SAYA YANG LAIN DI PROFIL SAYA.
SESUDAH ANDA MEMBACA BLOG SAYA INI, SILAHKAN ANDA MENGAMALKAN APA SAJA YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA.
JANGAN LUPA ANDA MEMBERI KOMENTAR DI BLOG SAYA INI
TERIMA KASIH


tertanda
si pembuat blog



fajar muhammad farhan

UCAPAN TERIMA KASIH

UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA:


Ø ALLAH YANG MAHA ESA

Ø NABI BESAR MUHAMMAD SAW.

Ø KEPADA ORANG TUAKU

Ø KEPADA SAUDARA DAN KELUARGAKU

Ø KEPADA TEMAN-TEMANKU YANG BAIK HATI DAN SENANG BERTEMAN DENGANKU

Ø KEPADA SEMUA WEBSITE DISELURUH DUNIA YANG TELAH MENGEMBANGKAN BLOGKU

Ø KEPADA BAND-BAND DI SELURUH NUSANTARA

Ø KEPADA GURU-GURUKU YANG SENANG MENGAJARIKU

Ø KEPADAMU YANG SETIA MEMBACA BLOGKU DAN MENGAMALKAN APA YANG ADA DIDALAMNYA


Daftar Semua Post