Anak, terutama di usia remaja seringkali mengalami kesulitan mengatakan "tidak" di lingkungannya. Mereka cenderung tidak bisa menolak berbagai hal yang sebenarnya bertentangan dengan kata hati.
Misalnya, ketika teman-teman mengajaknya pesta narkoba, mereka tidak kuasa menolak untuk bergabung, hanya karena belum belajar untuk mengatakan "tidak".
Cakrawala berpikir kebanyakan anak yang baru menginjak remaja adalah bersedia melakukan apa saja asalkan diterima oleh lingkungannya. Mereka cenderung mencoba melakukan sesuatu yang dianggap terbaik demi menyenangkan orang lain.
Pengetahuan tentang berkata "tidak" ini penting, khususnya untuk gadis-gadis remaja, terutama saat mulai pubertas. Tujuannya agar mereka belajar bagaimana menyatakan diri dan belajar untuk mengatakan "tidak" ketika perlu.
Sebagai orang tua, Anda punya tugas penting untuk membantu memberi mereka pengetahuan. Untuk memudahkan Anda membimbing putra-putri di rumah secara bertahap, berikut ini dapat Anda jadikan panduan, dikutip dari Datingtips.
- Mengembangkan keterampilan bersikap tegas
Cara terbaik mengajarkan remaja berkata "tidak" adalah dengan mengembangkan keterampilan bersikap tegas. Anak perlu diingatkan bahwa tidak ada kewajiban untuk selalu menyenangkan orang lain hanya karena supaya dapat diterima dalam kelompok.
Ajarkan mereka mengembangkan sikap lebih tegas. Ini bisa membantu mereka belajar bagaimana menolak hal-hal seperti mencoba-coba narkoba, seks bebas, dan lain-lain.
- Berani mengatakan ‘tidak’
Ada banyak pendekatan yang sebenarnya bisa lakukan remaja untuk berani mengatakan "tidak". Salah satu cara terbaik adalah dengan langsung mengatakannya saat mengetahui ada sesuatu yang bertentangan dengan kata hati, dalam situasi apapun.
Memang ada beberapa kasus yang mungkin sulit bagi remaja untuk melakukannya, misalnya karena tekanan orang lain. Tapi, ajarkan padanya untuk tetap berani mengatakan "tidak".
- Belajar mengubah topik
Ketika seorang remaja berada dalam situasi sulit memilih atau di bawah tekanan orang lain untuk melakukan sesuatu bertentangan kata hati, agar dapat keluar dari keadaan ini, bisa dilakukan dengan mengubah topik diskusi.
Hal itu sangat penting bagi para remaja. Mereka harus belajar bagaimana mengubah subyek pembicaraan ketika berada dalam tekanan kelompoknya.
Salah satu cara lainnya adalah dengan berimprovisasi, misalnya memilih meninggalkan pembicaraan. Remaja harus belajar untuk memiliki sarana untuk keluar dari situasi sebelum bertambah buruk.
Misalnya, ketika teman-teman mengajaknya pesta narkoba, mereka tidak kuasa menolak untuk bergabung, hanya karena belum belajar untuk mengatakan "tidak".
Cakrawala berpikir kebanyakan anak yang baru menginjak remaja adalah bersedia melakukan apa saja asalkan diterima oleh lingkungannya. Mereka cenderung mencoba melakukan sesuatu yang dianggap terbaik demi menyenangkan orang lain.
Pengetahuan tentang berkata "tidak" ini penting, khususnya untuk gadis-gadis remaja, terutama saat mulai pubertas. Tujuannya agar mereka belajar bagaimana menyatakan diri dan belajar untuk mengatakan "tidak" ketika perlu.
Sebagai orang tua, Anda punya tugas penting untuk membantu memberi mereka pengetahuan. Untuk memudahkan Anda membimbing putra-putri di rumah secara bertahap, berikut ini dapat Anda jadikan panduan, dikutip dari Datingtips.
- Mengembangkan keterampilan bersikap tegas
Cara terbaik mengajarkan remaja berkata "tidak" adalah dengan mengembangkan keterampilan bersikap tegas. Anak perlu diingatkan bahwa tidak ada kewajiban untuk selalu menyenangkan orang lain hanya karena supaya dapat diterima dalam kelompok.
Ajarkan mereka mengembangkan sikap lebih tegas. Ini bisa membantu mereka belajar bagaimana menolak hal-hal seperti mencoba-coba narkoba, seks bebas, dan lain-lain.
- Berani mengatakan ‘tidak’
Ada banyak pendekatan yang sebenarnya bisa lakukan remaja untuk berani mengatakan "tidak". Salah satu cara terbaik adalah dengan langsung mengatakannya saat mengetahui ada sesuatu yang bertentangan dengan kata hati, dalam situasi apapun.
Memang ada beberapa kasus yang mungkin sulit bagi remaja untuk melakukannya, misalnya karena tekanan orang lain. Tapi, ajarkan padanya untuk tetap berani mengatakan "tidak".
- Belajar mengubah topik
Ketika seorang remaja berada dalam situasi sulit memilih atau di bawah tekanan orang lain untuk melakukan sesuatu bertentangan kata hati, agar dapat keluar dari keadaan ini, bisa dilakukan dengan mengubah topik diskusi.
Hal itu sangat penting bagi para remaja. Mereka harus belajar bagaimana mengubah subyek pembicaraan ketika berada dalam tekanan kelompoknya.
Salah satu cara lainnya adalah dengan berimprovisasi, misalnya memilih meninggalkan pembicaraan. Remaja harus belajar untuk memiliki sarana untuk keluar dari situasi sebelum bertambah buruk.