Pemerintah asing boleh jadi sempat mengendus adanya bibit-bibit kekerasan sebelum terjadi teror bom di Mapolres Cirebon Kota, Jawa Barat, Jumat (15/4/2011) .
Entah terkait atau tidak, yang pasti pemerintah Australia belum lama ini sempat memperingatkan warganya untuk berhati-hati di Indonesia. Sebab, bukan tidak mungkin terjadi serangan atau tindakan kekerasan di Indonesia pasca penangkapan Umar Patek.
Ketika pentolan teroris bom Bali, Umar Patek, tertangkap di Pakistan Maret 2011, pemerintah Australia langsung mengeluarkan travel warning atau peringatan bepergian ke Indonesia. Melalui Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan, Australia menyatakan penangkapan Umar Patek bisa meningkatkan risiko kekerasan dalam jangka pendek. Karena itu, Australia langsung meningkatkan derajat travel warning.
“Dalam beberapa kesempatan, ketika pentolan ekstrimis tertangkap atau terbunuh, selalu ada respons kuat dari beberapa pendukungnya di Indonesia, termasuk dalam bentuk aksi kekerasan,” demikian pernyataan kementerian tersebut.
Namun demikian, pemerintah Indonesia merespons sinis pernyataan tersebut dengan menyebutkan bahwa peningkatan status travel warning tersebut tidak didasarkan pada situasi yang nyata di Indonesia. “Adalah hak setiap negara mengeluarkan peringatan untuk melindungi warganya. Tetapi, peringatan itu seharusnya menggambarkan situasi yang sebenarnya,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene.
Apakah Australia sudah mengendus teror bom di Cirebon atau tidak memang belum bisa dipastikan. Yang pasti Polri menyatakan teror di Cirebon itu bisa jadi merupakan tindakan balas dendam. "Bisa juga sebagai aksi balas dendam, karena banyak pelaku teror yang ditangkap oleh polisi," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli amar, kepada INILAH.COM, Sabtu (16/4/2011). [tjs]