Pemerintah Rusia siap membantu program nuklir di Indonesia. Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov menegaskan bahwa negerinya telah membantu beberapa negara dalam pembangunan fasilitas nuklir.
"Kami telah menunjukkan kesiapan kami untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam pembangunan fasilitas nuklir," ujar Ivanov di Jakarta, Selasa, 8 Januari 2011.
Kesiapan itu diperlihatkan Rusia pada pertemuan dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional di Jakarta, November tahun lalu. Pada pertemuan tersebut, beberapa ahli nuklir di Rusia menyampaikan presentasi mengenai perlunya fasilitas tenaga nuklir di Indonesia.
"Kami memaparkan mengenai teknologi nuklir baru milik Rusia yang memiliki tingkat keamanan dan keselamatan hingga 100 persen," ujar Ivanov.
Namun, dia menambahkan, sebelum siap untuk membangun fasilitas nuklir, ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Indonesia. Salah satunya adalah memperbaiki infrastruktur yang diperlukan. Sebab tanpa perbaikan infrastruktur pendukung, fasilitas nuklir Indonesia tidak akan berkembang.
Rusia, ujar Ivanov, memiliki semua teknologi yang diperlukan untuk pembangunan fasilitas nuklir. Tahun lalu negeri itu telah membantu Vietnam membangun fasilitas nuklir. Sebelumnya membantu nuklir China dan India.
"Namun, semuanya terserah pemerintah Indonesia. Apakah perlu bantuan Rusia atau tidak," ujar Ivanov.
Energi nuklir telah lama jadi perdebatan di dalam negeri. Beberapa pihak menolak dengan alasan keamanan. Di sisi lain banyak pula yang mendukung rencana itu.
Salah satu yang mendukung rencana itu adalah Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Mereka mendesak pemerintah segera mewujudkan pembangkit listrik tenaga nuklir. Pembangkit ini perlu disegerakan, karena negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam sudah berkomitmen mulai membangunnya tahun depan.
Ketua PII, Said Didu menuturkan, banyak negara memilih pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) karena energi yang dihasilkannya murah, efisien, dan ramah lingkungan. Selain itu, dengan membangun PLTN, energi yang dihasilkannya bisa cukup besar.
"Kami telah menunjukkan kesiapan kami untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam pembangunan fasilitas nuklir," ujar Ivanov di Jakarta, Selasa, 8 Januari 2011.
Kesiapan itu diperlihatkan Rusia pada pertemuan dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional di Jakarta, November tahun lalu. Pada pertemuan tersebut, beberapa ahli nuklir di Rusia menyampaikan presentasi mengenai perlunya fasilitas tenaga nuklir di Indonesia.
"Kami memaparkan mengenai teknologi nuklir baru milik Rusia yang memiliki tingkat keamanan dan keselamatan hingga 100 persen," ujar Ivanov.
Namun, dia menambahkan, sebelum siap untuk membangun fasilitas nuklir, ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Indonesia. Salah satunya adalah memperbaiki infrastruktur yang diperlukan. Sebab tanpa perbaikan infrastruktur pendukung, fasilitas nuklir Indonesia tidak akan berkembang.
Rusia, ujar Ivanov, memiliki semua teknologi yang diperlukan untuk pembangunan fasilitas nuklir. Tahun lalu negeri itu telah membantu Vietnam membangun fasilitas nuklir. Sebelumnya membantu nuklir China dan India.
"Namun, semuanya terserah pemerintah Indonesia. Apakah perlu bantuan Rusia atau tidak," ujar Ivanov.
Energi nuklir telah lama jadi perdebatan di dalam negeri. Beberapa pihak menolak dengan alasan keamanan. Di sisi lain banyak pula yang mendukung rencana itu.
Salah satu yang mendukung rencana itu adalah Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Mereka mendesak pemerintah segera mewujudkan pembangkit listrik tenaga nuklir. Pembangkit ini perlu disegerakan, karena negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam sudah berkomitmen mulai membangunnya tahun depan.
Ketua PII, Said Didu menuturkan, banyak negara memilih pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) karena energi yang dihasilkannya murah, efisien, dan ramah lingkungan. Selain itu, dengan membangun PLTN, energi yang dihasilkannya bisa cukup besar.