SUMENEP - Pimpinan Balai Pelestarian Purbakala Trowulan, Jawa Timur, meninjau lokasi penemuan bangkai kapal perang yang diduga milik Belanda di Perairan Giliraja, Kabupaten Sumenep, Madura. "Empat orang dari Balai Pelestarian Purbakala (BP3) Trowulan mengecek lokasi penemuan bangkai kapal yang diduga kapal perang Belanda di Perairan Giliraja, Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting, itu, pada hari Senin (14/3)," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olah Raga Sumenep, M. Nasir di Sumenep, Selasa.
Lokasi penemuan bangkai kapal tersebut di sebelah barat daya Pulau Giliraja dan jaraknya sekitar 800 meter dari bibir pantai pada kondisi air laut surut. "Posisi bangkai kapal tersebut berada di dalam air. Namun, sebagian bangkai kapal terlihat, yakni sebagian lambung dan anjungan yang terbuat dari besi. Sementara bagian bawahnya tertimbun pasir," ujarnya.
Nasir mengatakan, tim dari BP3 Trowulan menyimpulkan bangkai kapal tersebut diduga kapal perang Belanda.
Di bagian lambung terdapat tulisan panjang berbahasa Belanda, di antaranya "Maatschappy Voor Scheep En Werktuigbouw Fyenoord 455-456 1914 Rotterdam". "Dalam waktu dekat, BP3 Trowulan bersama personel TNI-Angkatan Laut akan menurunkan tim untuk mengecek kembali bangkai kapal tersebut. Ada kemungkinan tim akan menggali pasir yang menimbun bangkai kapal supaya nantinya terlihat jelas," katanya.
Ia berharap warga Pulau Giliraja dan sekitarnya tidak melakukan aktivitas di sekitar lokasi penemuan bangkai kapal. "Kami memang melaporkan penemuan bangkai kapal tersebut kepada pimpinan Ditjen Sejarah dan Purbakala Kementerian Budaya dan Pariwisata, beberapa waktu lalu, yang kemudian ditindaklanjuti dengan peninjauan lapangan oleh pimpinan BP3 Trowulan," kata Nasir.
Lokasi penemuan bangkai kapal tersebut di sebelah barat daya Pulau Giliraja dan jaraknya sekitar 800 meter dari bibir pantai pada kondisi air laut surut. "Posisi bangkai kapal tersebut berada di dalam air. Namun, sebagian bangkai kapal terlihat, yakni sebagian lambung dan anjungan yang terbuat dari besi. Sementara bagian bawahnya tertimbun pasir," ujarnya.
Nasir mengatakan, tim dari BP3 Trowulan menyimpulkan bangkai kapal tersebut diduga kapal perang Belanda.
Di bagian lambung terdapat tulisan panjang berbahasa Belanda, di antaranya "Maatschappy Voor Scheep En Werktuigbouw Fyenoord 455-456 1914 Rotterdam". "Dalam waktu dekat, BP3 Trowulan bersama personel TNI-Angkatan Laut akan menurunkan tim untuk mengecek kembali bangkai kapal tersebut. Ada kemungkinan tim akan menggali pasir yang menimbun bangkai kapal supaya nantinya terlihat jelas," katanya.
Ia berharap warga Pulau Giliraja dan sekitarnya tidak melakukan aktivitas di sekitar lokasi penemuan bangkai kapal. "Kami memang melaporkan penemuan bangkai kapal tersebut kepada pimpinan Ditjen Sejarah dan Purbakala Kementerian Budaya dan Pariwisata, beberapa waktu lalu, yang kemudian ditindaklanjuti dengan peninjauan lapangan oleh pimpinan BP3 Trowulan," kata Nasir.