Taiwan mempertimbangkan pengiriman kapal angkatan laut ke Timur Tengah dalam misi utuk melindungi kapal-kapal pencari ikannya dari para perompak Somalia.
Usulan ini muncul dari Kementerian Luar Negeri pulau itu menyusul tewasnya seorang nakhoda kapal Taiwan yang diculik dalam tembak-menembak antara angkatan laut Amerika Serikat dan perompak Somalia.
"Pemikiran kami adalah bahwa kapal-kapal pencari ikan kami yang beroperasi atau berlayar melalui wilayah (perairan) itu mungkin akan terlindungi lebih baik jika kami mengawaki kapal angkatan laut di sana," kata Samuel Chen, Direktur Jenderal Bagian Urusan Afrika Kementerian Luar Negeri, Rabu (13/4).
"Kami telah mengadakan dua pertemuan antar-kementerian untuk membahas kelayakan misi militer ke luar negeri yang diusulkan itu," tambah Chen.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengkonfirmasi usulan tersebut. "Angkatan laut pasti memiliki kemampuan untuk mengirim kapal perang ke wilayah tersebut. Namun karena armada itu akan berlayar melalui wilayah perairan beberapa negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan, kami memerlukan persetujuan mereka lebih dulu," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan.
Taiwan yang diakui hanya oleh 23 negara, tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara manapun di kawasan itu. Tujuh kapal pencari ikan Taiwan telah diculik di lepas pantai Somalia dalam beberapa tahun terakhir. Sebanyak lima kapal telah dibebaskan dan sisanya masih disandera.
Kapal Jih-Chun Tsai 68 yang berbobot 80 ton dibajak pada Maret 2010 di lepas pantai Somalia. Kapal ini tenggelam pada Mei lalu dan nakhodanya tewas dalam tembak-menembak ketika para perompak menggunakan kapal itu untuk melancarkan serangan terhadap kapal USS Stephen W. Groves.
0 komentar:
Posting Komentar