Dalam siaran pers yang dikeluarkan oleh pencipta Tucuxi Danet Suryatama, dia mengatakan kalau sistem rem mobil tersebut sudah diotak-atik oleh bengkel Kupu-kupu Malam dan tim Dahlan sendiri.
Danet bercerita kalau pihaknya sudah tidak diperbolehkan akses terhadap kendaraan tersebut sejak Jumat malam tanggal 21 Desember 2012. Danet menyerahkan mobil itu ke Dahlan Iskan pada tanggal 20 Desember 2012.
Sejak itu, akses Tim ElektrikCar yang merupakan tim Danet tidak mendapat akses untuk melakukan pemeliharaan kendaraan dan servis, yang menurut mereka dilarang dan sudah ditiadakan oleh pihak Pak Dahlan (c.q. Pak Amik).
Danet baru menyadari bahwa pada hari Rabu 26 Desember 2012 mobil sudah diboyong kembali ke Yogyakarta dalam hal ini ke bengkel Kupu-Kupu Malam dengan supervisi dari Rudi Purnomo dan Kunto Wibisono serta Ricki Elson dari pihak pak Dahlan untuk dibongkar dengan segala alasan yang salah satunya adalah untuk penyempurnaan kendaraan.
"Karena kami tidak mempunyai akses ke kendaraan tersebut dan karena telah terjadinya pembongkaran serta penggantian peralatan dari mobil tersebut, kami dari Tim ElektrikCar menyatakan tidak bertanggung-jawab atas apa yang terjadi saat ini," katanya, Minggu (6/1/2012).
"Kami mendengar dan membaca bahwa penyebab kecelakaan adalah karena adanya rem yang blong. Kami tidak berada di tempat kejadian akan tetapi dari observasi foto-foto sebelum dan setelah pembongkaran ternyata ada penggantian electric vacuum pump (untuk memperoleh tenaga penghisap bagi rem booster) dengan peralatan yang kami tak ketahui performanya," jelas Danet.
"Electric vacuum pump ini sangat penting bagi mobil elektrik untuk menghasilkan daya rem bagi kendaraan secara handal. Alat ini apabila diganti dengan produk lain yang tidak reliable akan mengakibatkan kehilangan daya rem," papar Danet lagi.
Mobil listrik Tucuxi itu sendiri mengalami kecelakaan di Plaosan, Magetan saat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengemudikannya.
Mobil listrik yang dikemudikan langsung oleh Dahlan itu mengalami rem blong dan menabrak tebing serta mobil Panther.
Sebelum berangkat, mobil tersebut diberi doa tolak bala' yang dipimpin oleh dalang senior Ki Manteb Sudharsono. Dalam pengantar doa, Manteb menyampaikan pesan bahwa ksatria harus jujur dan tidak plin-plan dalam bertindak.
Ksatria, kata Manteb, harus selalu mengusahakan bersatunya niat, ucapan, dan tindakan. Selain itu ksatria harus tegas dan tidak mencla-mencle (plin-plan) agar tetap menjadi sosok yang terhormat.
Setelah dibacakan mantra, selanjutnya mobil Tuxuci disiram dengan air yang diambil dari empat arah penjuru di Solo.
"Ini bukan ruwatan tapi tolak bala. Karena kalau ruwatan itu untuk manusia. Sedangkan untuk barang itu didoakan agar terhindar dari bala' atau musibah," ujar Manteb.
Sedangkan Dahlan menegaskan doa tolak bala' itu diadakan selain untuk menghindari musibah dan bencana, juga untuk menghindarkan dari fitnah.
0 komentar:
Posting Komentar