Menurut hasil penelitian baru-baru yang dilakukan pada hewan coba, makanan yang mengandung tinggi gula dan lemak, dapat menyebabkan perubahan kimia otak, yang pada gilirannya membuat pemakannya cemas, depresi hingga kecanduan.
"Perubahan kimia otak oleh diet berhubungan dengan depresi. Perubahan pola makan kemudian menyebabkan gejala penarikan (sakau makanan) dan sensivitas lebih besar terhadap situasi stres, menyebabkan lingkaran setan makan yang buruk," jelas Dr. Stephanie Fulton, peneliti dari University of Montreal, seperti dilansirHuffingtonpost, Minggu (23/12/2012).
Penelitian yang hasilnya telah diterbitkan dalam International
Journal of Obesity, membandingkan dua kelompok hewan coba, yaitu yang diberi makan diet rendah lemak (lemak terdiri 11 persen dari kalori dalam makanan), dan hewan yang diberi makan diet tinggi lemak selama 6 minggu (lemak terdiri dari 58 persen dari kalori dalam makanan).
Pada akhir penelitian, kelompok yang tinggi lemak mengalami peningkatan 11 persen ukuran pinggang. Peneliti kemudian menganalisis otak, serta emosi dan perilaku setelah makan.
Peneliti menemukan bahwa kelompok hewan yang diberi makanan tinggi lemak lebih mudah cemas, peningkatan molekul CREB, yang diketahui berperan dalam produksi dopamin.
"CREB lebih aktif pada otak tikus yang diberi makanan tinggi lemak, tikus ini juga memiliki tingkat kortisol lebih tinggi, yaitu hormon yang berhubungan dengan stres. Ini menjelaskan tentang siklus depresi dan perilaku negatif," jelas Dr Fulton.
0 komentar:
Posting Komentar