Sebuah pengadilan di Jepang telah memerintahkan Google untuk menghentikan fitur auto complete karena melanggar privasi seseorang.
Seorang pengguna internet di Jepang mengaku
ketika mengetik namanya di mesin penelusuran Google, kemudian disarankan atau
dikaitkan dengan kejahatan yang ia tidak pernah lakukan.
“Jika pengguna internet menerima masukan dan
saran dari Goolgle terkait dengan kriminalitas, maka subjek dari saran tersebut
akan mengalmi kerugian,” tegas Hiroyuki Tomita, pengacara korban.
Ia menambahkan, postingan di internet terkait
dengan kliennya muncul selama beberapa tahun terakhir. Sayangnya, konten itu
tidak sesuai dengan fakta yang sesungguhnya.
“Ia mengalami kesulitan tatkala beraktivitas
di darat. Sebut saja saat mencari pekerjaan. Sebab mereka juga memandang
reputasi online klien saya yang sesungguhnya tidak seperti itu,” imbuhnya.
Google lewat fitur auto complete menurut
pengacara mengarah ke konten yang menyesatkan. Bisa saja konten tersebut berisi
dengan informasi palsu.
“Sejauh ini Google telah merespon niat kami.
Permohonan ini telah disetujui pengadilan pada 19 Maret lalu. Namun sayangnya
Google enggan mengambil sebuah tindakan,” Hiroyuki Tomita melanjutkan.
Google masih bungkam dan enggan bergegas
menanggapi masalah ini. Menurutnya hukum Jepang tidak berlaku untuk Google yang
bermarkas di Amerika Serikat.
0 komentar:
Posting Komentar