Selain memicu penyakit tidak menular seperti kanker, rokok juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit menular seperti Tuberculosis (TBC atau TB). Diperkirakan dalam 40 tahun mendatang, 40 juta perokok akan meninggal karena TBC.
Perkiraan ini disampaikan oleh World Lung Foundation, dalam buku terbaru berjudul The Tobacco Atlas 4th Edition. Buku yang disusun oleh Michael Eriksen, Judith Mackay dan Hana Ross ini merupakan kumpulan data dan prediksi tentang tembakau di seluruh dunia.
Peningkatan risiko TBC mendapat perhatian tersendiri karena selama ini rokok lebih banyak dikaitkan dengan penyakit tidak menular seperti kanker dan serangan jantung. Belum banyak yang menyadari, bahwa rokok bisa meningkatkan risiko infeksi TBC.
Terlebih dalam 10 tahun terakhir, jumlah perokok di seluruh dunia terus menunjukkan peningkatan. Sekilas persentasenya memang turun, namun hal itu hanya merupakan efek dari laju pertumbuhan penduduk yang juga mengalami peningkatan secara tidak terkendali.
"Sejak edisi pertama The Tobacco Atlas terbit satu dasawarsa silam, lebih dari 43 triliun batang rokok telah dihisap. Tahun 2009 saja ada 5,9 triliun rokok yang dihisap, naik 13 persen dalam 10 tahun" kata Eriksen di acara peluncuran buku tersebut dalam rangkaian 15th World Conference on Tobacco or Health , Singapura.
Selain berbagai prediksi tentang dampak tembakau, buku The Tobacco Atlas 4th Edition juga banyak mengungkap berbagai perkembangan seputar tembakau. Salah satunya jumlah perempuan merokok, yang makin hari jumlahnya semakin meningkat dan bahkan di 25 negara jumlahnya melebihi laki-laki merokok.
Indonesia tidak termasuk dalam 25 negara tersebut, namun dalam buku setebal 132 halaman ini disebutkan bahwa jumlah perempuan merokok di Indonesia termasuk banyak yakni 3,7 persen dari berbagai usia. Di kalangan umur 13-15 tahun, 1,9 persen remaja putri juga sudah merokok.
0 komentar:
Posting Komentar