Konsumen sering terjebak dengan istilah-istilah sugar free, low calorie atau diet soda. Meski tidak menggunakan gula, minuman yang diberi label semacam itu tetap menggunakan pemanis buatan seperti aspartame sebagai pengganti gula sukrosa atau fruktosa.
Secara teori, pemanis buatan seperti aspartame memang mengandung kalori yang jauh lebih rendah dibanding gula biasa bahkan ada yang benar-benar bebas kalori. Namun dalam kaitannya dengan peningkatan berat badan, pemanis buatan tidak sepenuhnya aman.
Dalam penelitian terbaru yang dilakukan di University of Texas terungkap, orang-orang yang rutin mengonsumsi minuman kemasan berlabel bebas gula mengalami peningkatan berat badan lebih cepat, yakni 5-6 kali lipat. Penelitian ini melibatkan 474 orang selama 10 tahun.
Pada relawan yang mengonsumsi minuman bebas gula, lingkar pinggang mengalami peningkatan rata-rata 70 persen lebih besar dibandingkan kelompok yang tidak mengonsumsinya. Peningkatan paling tinggi yang teramati mencapai 500-600 persen atau sekitar 6 kali lipat.
"Data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa diet-soda dan minuman berpemanis buatan lainnya tidak sesehat yang digembar-gemborkan," ungkap sang peneliti, Prof Helen Hazuda seperti dikutip dari Telegraph.
Pemanis buatan diduga memang tidak secara langsung mempengaruhi berat badan. Namun diyakini, promosi bahwa pemanis buatan lebih sehat mendorong seseorang untuk merasa lebih aman sehingga terkadang melupakan diet yang sehat saat mengonsumsi makanan dan minuman lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar