Perubahan hormon yang terjadi saat remaja memang bisa memicu jerawat. Tapi remaja putri yang kelebihan berat badan atau obesitas berisiko lebih tinggi memiliki jerawat.
Sebuah survei yang dilakukan di Norwegia menunjukkan gadis remaja yang kelebihan berat badan atau obesitas secara signifikan lebih mungkin mengembangkan jerawat ketimbang gadis lain yang berat badannya normal. Namun hal ini tidak terjadi pada remaja laki-laki.
Para peneliti melihat berat badan dari partisipan terutama nilai indeks massa tubuhnya (IMT) serta menganalisis kondisi awal kulit remaja secara umum. Partisipan ini juga diberikan kuesioner yang berfokus pada sejarah jerawat.
"Perempuan yang gemuk akan menganggap jerawat yang muncul adalah hal yang lebih buruk, kemungkinan akan mempengaruhi masalah citra dirinya," ujar Dr Robert Kirsner, wakil ketua di departemen dermatologi dan bedah kulit University of Miami 's Miller School of Medicine, seperti dikutip dari HealthDay, Selasa (17/1/2012).
Dr Kirsner menuturkan kemungkinan faktor biologis memainkan peran. Efek psikologis dari kelebihan berat badan yang dialami oleh perempuan lebih besar ketimbang anak laki-laki, sehingga memicu terjadinya peningkatan jumlah hormon stres yang berkonsekuensi terhadap munculnya jerawat.
Peneliti mengungkapkan sekitar 10-20 persen remaja bermasalah dengan jerawat baik yang sedang maupun berat. Untuk itu peneliti melakukan studi ini dengan melibatkan 3.600 remaja di Norwegia.
Secara keseluruhan sekitar 13 persen remaja agdis memiliki jerawat, dan pada gadis remaja yang kelebihan berat badan atau obesitas angka risiko ini meningat hampir 19 persen, sedangkan pada laki-laki tidak berpengaruh banyak.
Hasil studi yang dipimpin oleh Dr Jon Anders Halvorsen dari department of dermatology di Oslo University Hospital dan faculty at the University of Oslo ini sudah dilaporkan pada 16 Januari 2012 dalam Archives of Dermatology.
"Tidak banyak studi di lapangan yang memahami apa saja faktor risiko untuk mengembangkan jerawat, padahal kondisi ini bisa terjadi di usia berapa pun dan memiliki dampak terhadap kualitas hidup seseorang. Karenanya perlu studi untuk mengembangkan cara-cara pencegahannya," ujar Dr Joel Gelfand dari University of Pennsylvania di Philadelphia.
Kegemukan didefinisikan pada seseorang yang memiliki nilai indeks massa tubuh lebih dari 25, sedangkan obesitas jika nilai IMT lebih dari 30. Diperkirakan sekitar 10 persen anak perempuan dan 15 persen anak laki-laki masuk kategori kelebihan berat badan.
0 komentar:
Posting Komentar