Siang ini saya ikut kultum Ba'da Zhuhur di musholla kantor.
Yang ceramah, ustadz nya gak neko2.....tidak terlalu banyak ngutip ayat2 Al Qur'an atau hadits dalam bahasa Arab.
Tapi di bagian akhir beliau kasih penjelasan, yang membuat mata jemaah yang mulai mengantuk di siang hari menjadi terbelalak, bahkan juga tertawa.....menertawakan kebodohan diri sendiri selama ini.
Sang ustadz bercerita, adalah fatwa Al-Munafiqiin...Dr. SNOUCK HURGRONJE alias Haji Abdul Ghofar di awal abad 19, yang menyatakan, agama Islam di Indonesia harus diajarkan dan disebarkan dalam bahasa Arab. tidak perlu diterjemahkan, karena Rasulullah MUHAMMAD SAW dulu dakwah juga berbahasa Arab.
Padahal intinya dari ajaran mata2 Netherland bernama Meneer Hurgronje lulusan Universiteit Leiden itu, kalau Al Qur'an dan Hadits banyak diterjemahkan, berbahaya karena boleh jadi ada "ajaran" yang dapat menginspirasi umat Islam menjadi "tercerahkan", lalu menuntut merdeka, dan mampu meraih sukses kemerdekaan dengan ilmu yang didapat dari Al Qur'an.
Minimal berbekal kan pemahaman yang mendalam akan Al Qur'an, sejarah mencatat dari jaman Rasululullah SAW, Sultan Shalahuddin Al Ayyubi hingga jaman Turki Ottoman, pasukan Islam selalu meraih kemenangan dalam berbagai pertempuran walaupun kalah dari segi jumlah maupun teknologi. Baru di jaman Kesultanan Turki Ottoman saja, pasukan Islam punya senjata yang seimbang dengan yang dimiliki lawan-lawannya.
Terbukti satu2 nya provinsi yang tidak pernah mampu ditaklukkan penjajah Belanda adalah ACEH. Karena diperkirakan 70%-80% pejuang Aceh yang terdidik di pesantren dan berjuang, adalah para mufasih dan mereka yang mengerti arti dan makna sebenarnya Al Qur'an !! Makanya awal "petualangan" Dr. Hurgronje pun diawali dari tanah Aceh Darussalam tersebut.
Hal ini terbawa hingga masa kemerdekaan kini.
Masih ada khutbah Jumat menggunakan bahasa Arab, tanpa peduli bahwa jamaah Jumat wajib mengerti makna dan arti khutbah sang Khatib. Bahkan saya pernah menemukannya di sebuah masjid di daerah Tebet Jakarta Selatan yang notabene Tebet itu dihuni oleh kalangan intelektual ibukota Indonesia. Termasuk saya....halah....narcism...hehehe
Ujung2 nya juga terjadi pada kebiasaan menyampaikan ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri setelah sebulan penuh beribadah Ramadhan.
Dalam Card ataupun SMS Lebaran terbiasa kita tulis/ucapkan :
" MINAL AIDIN WAL FAIDZIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN"
Banyak yang menganggap Minal Aidin Wal Faidzin itu berarti Mohon Maaf Lahir dan Bathin.
Ternyata itu SALAH KAPRAH....TAQLID BUTA !!!
Yang benar arti MINAL AIDIN WAL FAIDZIN adalah "Dari Kesucian dan Raihlah Kemenangan...."
Kalau mau mengucapkan mohon Maaf lahir Bathin versi Arab :
"Afwan.....tapi orang Arab pun ngggak lazim AFWAN Zhahir Wal Bathiiin.....biasanya buat orang Arab, kata2 Afwan sudah cukup menunjukkan rasa "SORRY" yang tulus dan mendalam, tidak perlu lagi dipanjangkan dengan Lahir dan Bathin......"
Begitu kata si Ustadz....yang membuat hadirin geger tertawa, menertawakan kebodohan masing2....hahahaha....
Akhir kata sang Ustadz mengajarkan, ucapan selamat hari Raya dan penutup bulan Ramadhan yang paling pantas itu sebaiknya sesuai ajaran Rasulullah SAW yaitu:
" TAQOBBAL ALLAAHU MINNA WA MINKUM, SHIYAMANA WA SHIAYAMAKUM..."
Saling mendoakan semoga Ibadah kami maupun ibadah Anda semua selama bulan suci Ramadhan diterima oleh Allah SWT, terutama ibadah shaum (puasa) nya jangan sampai hanya bernilai menahan lapar dan dahaga saja.
Yang utama itu saling memohon maaf adalah sesuai doa malaikat Jibril a.s, yang diriwayatkan oleh Rasulullah SAW yaitu pada saat akan memasuki bulan suci Ramadhan. Kalau gak mau memnta maaf dan memaafkan memasuki Ramadhan, didoakan oleh malaikat Jibril a.s yang doanya makbul itu......SEMOGA DITOLAK ALLAH SWT ibadah Ramadhan nya... (Na'udzubillahi min Dzaliik).
Salam,
Yang ceramah, ustadz nya gak neko2.....tidak terlalu banyak ngutip ayat2 Al Qur'an atau hadits dalam bahasa Arab.
Tapi di bagian akhir beliau kasih penjelasan, yang membuat mata jemaah yang mulai mengantuk di siang hari menjadi terbelalak, bahkan juga tertawa.....menertawakan kebodohan diri sendiri selama ini.
Sang ustadz bercerita, adalah fatwa Al-Munafiqiin...Dr. SNOUCK HURGRONJE alias Haji Abdul Ghofar di awal abad 19, yang menyatakan, agama Islam di Indonesia harus diajarkan dan disebarkan dalam bahasa Arab. tidak perlu diterjemahkan, karena Rasulullah MUHAMMAD SAW dulu dakwah juga berbahasa Arab.
Padahal intinya dari ajaran mata2 Netherland bernama Meneer Hurgronje lulusan Universiteit Leiden itu, kalau Al Qur'an dan Hadits banyak diterjemahkan, berbahaya karena boleh jadi ada "ajaran" yang dapat menginspirasi umat Islam menjadi "tercerahkan", lalu menuntut merdeka, dan mampu meraih sukses kemerdekaan dengan ilmu yang didapat dari Al Qur'an.
Minimal berbekal kan pemahaman yang mendalam akan Al Qur'an, sejarah mencatat dari jaman Rasululullah SAW, Sultan Shalahuddin Al Ayyubi hingga jaman Turki Ottoman, pasukan Islam selalu meraih kemenangan dalam berbagai pertempuran walaupun kalah dari segi jumlah maupun teknologi. Baru di jaman Kesultanan Turki Ottoman saja, pasukan Islam punya senjata yang seimbang dengan yang dimiliki lawan-lawannya.
Terbukti satu2 nya provinsi yang tidak pernah mampu ditaklukkan penjajah Belanda adalah ACEH. Karena diperkirakan 70%-80% pejuang Aceh yang terdidik di pesantren dan berjuang, adalah para mufasih dan mereka yang mengerti arti dan makna sebenarnya Al Qur'an !! Makanya awal "petualangan" Dr. Hurgronje pun diawali dari tanah Aceh Darussalam tersebut.
Hal ini terbawa hingga masa kemerdekaan kini.
Masih ada khutbah Jumat menggunakan bahasa Arab, tanpa peduli bahwa jamaah Jumat wajib mengerti makna dan arti khutbah sang Khatib. Bahkan saya pernah menemukannya di sebuah masjid di daerah Tebet Jakarta Selatan yang notabene Tebet itu dihuni oleh kalangan intelektual ibukota Indonesia. Termasuk saya....halah....narcism...hehehe
Ujung2 nya juga terjadi pada kebiasaan menyampaikan ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri setelah sebulan penuh beribadah Ramadhan.
Dalam Card ataupun SMS Lebaran terbiasa kita tulis/ucapkan :
" MINAL AIDIN WAL FAIDZIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN"
Banyak yang menganggap Minal Aidin Wal Faidzin itu berarti Mohon Maaf Lahir dan Bathin.
Ternyata itu SALAH KAPRAH....TAQLID BUTA !!!
Yang benar arti MINAL AIDIN WAL FAIDZIN adalah "Dari Kesucian dan Raihlah Kemenangan...."
Kalau mau mengucapkan mohon Maaf lahir Bathin versi Arab :
"Afwan.....tapi orang Arab pun ngggak lazim AFWAN Zhahir Wal Bathiiin.....biasanya buat orang Arab, kata2 Afwan sudah cukup menunjukkan rasa "SORRY" yang tulus dan mendalam, tidak perlu lagi dipanjangkan dengan Lahir dan Bathin......"
Begitu kata si Ustadz....yang membuat hadirin geger tertawa, menertawakan kebodohan masing2....hahahaha....
Akhir kata sang Ustadz mengajarkan, ucapan selamat hari Raya dan penutup bulan Ramadhan yang paling pantas itu sebaiknya sesuai ajaran Rasulullah SAW yaitu:
" TAQOBBAL ALLAAHU MINNA WA MINKUM, SHIYAMANA WA SHIAYAMAKUM..."
Saling mendoakan semoga Ibadah kami maupun ibadah Anda semua selama bulan suci Ramadhan diterima oleh Allah SWT, terutama ibadah shaum (puasa) nya jangan sampai hanya bernilai menahan lapar dan dahaga saja.
Yang utama itu saling memohon maaf adalah sesuai doa malaikat Jibril a.s, yang diriwayatkan oleh Rasulullah SAW yaitu pada saat akan memasuki bulan suci Ramadhan. Kalau gak mau memnta maaf dan memaafkan memasuki Ramadhan, didoakan oleh malaikat Jibril a.s yang doanya makbul itu......SEMOGA DITOLAK ALLAH SWT ibadah Ramadhan nya... (Na'udzubillahi min Dzaliik).
Salam,
0 komentar:
Posting Komentar