WASHINGTON - Inilah dampak keputusan Gedung Putih menolak memublikasikan foto jenazah Osama bin Laden. Spekulasi demi spekulasi pun terus bermunculan. Yang terbaru, yang tergolong sangat mengejutkan, pemimpin Al Qaeda itu ternyata sudah tewas lima tahun silam. Tepatnya pada 26 Juni 2006.
Jadi, dia tidak tewas karena ditembak personel Navy Seals, pasukan elite Angkatan Laut AS, di kediamannya di Abbotta
bad, Pakistan, 1 Mei lalu, sebagaimana diklaim Gedung Putih.
Itulah pengakuan yang disampaikan mantan agen CIA yang pernah dekat dengan pria kelahiran Arab Saudi tersebut, Berkan Yarash. Dia mengungkapkan hal itu ketika diwawancarai sebuah stasiun televisi Rusia dan dilansir Indiantvnews.com kemarin (20/1).
"Saya kenal sangat baik dengan para pengawal Bin Laden yang berasal dari Chechnya, yaitu Samy, Ayub, dan Mahmud. Tiga orang itu dan dua muslim dari London, serta dua lagi dari AS, menyaksikan kematian Bin Laden," ungkap Yarash yang mengenal Osama semasa perang melawan Uni Soviet di Afghanistan yang turut didanai AS tersebut.
"Saya ingat betul tanggal itu (26/6/2006) karena ada tiga angka enamnya. Dia sakit parah sebelum meninggal sehingga menjadi sangat kurus. Tiga pengawalnya asal Chechnya itulah yang menguburkan Bin Laden setelah memandikannya," lanjut Yarash.
Kematian Osama tersebut sebenarnya sudah diumumkan Yarash dalam sebuah konferensi keamanan pada November 2008 tanpa menyebutkan sumber informasi. Sejak saat itulah dia yakin CIA mulai menyadap pembicaraan dirinya dengan kontak-kontaknya di lingkar dalam Osama.
Hingga akhirnya salah seorang pengawal Osama, Samy, diculik beberapa hari sebelum penyerbuan ke Abbottabad. Dari Samy itulah Yarash menduga AS mengetahui letak makam Osama dan kemudian membongkarnya. Setelah mendapatkan jasadnya, segeralah disusun "sinetron" penyerbuan ke Abbottabad yang diklaim Obama sebagai salah satu operasi militer tersukses sepanjang sejarah AS tersebut.
"Tak ada itu yang namanya penyerbuan," tegas Yarash. "Sebagai mantan agen CIA, saya tahu betul bagaimana operasi AS dijalankan: menemukan makamnya, digali, dan kemudian memberitahukan semua orang (bahwa Osama telah tewas ditembak)," terang Yarash.
"Mereka perlu memperlihatkan bagaimana operasi militer bisa berlangsung lancar dengan bantuan teknologi, bagaimana tiap langkah dikontrol, dan kemudian menunjukkan kemenangan besar ke hadapan para pembayar pajak agar mereka tahu bahwa pajak yang mereka bayarkan tidak sia-sia," lanjutnya.
Munculnya pengakuan mengejutkan dari Yarash itu tentu tak lepas dari sikap Presiden AS Barack Obama yang bersikukuh menolak merilis foto jenazah Osama. Alasannya, foto-foto tersebut dikhawatirkan bisa memicu kemarahan warga muslim, terutama yang bersimpati kepada ayah 12 anak itu.
Padahal penyerbuan ke Abbottabad tersebut ditayangkan langsung ke Gedung Putih. Foto yang memperlihatkan Obama, Wakil Presiden Joe Biden, dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menyaksikan penyergapan yang diberi nama sandi Operasi Geronimo itu juga beredar luas.
Menurut versi Gedung Putih, setelah tewas ditembak, Osama langsung diterbangkan ke kapal USS Carl Vinson yang sedang berada di Laut Arab. Setelah dimandikan dan dikafani, jenazah Osama pun dikubur di laut tersebut dengan alasan tak ada negara yang mau menerima jenazahnya.
Semua itu berlangsung hanya dalam 50 menit, yaitu setelah Osama ditembak sampai sebelum Obama mengumumkan kematiannya dari Gedung Putih. Itulah yang juga membuat banyak pihak merasa janggal: Benarkah semua urutan prosedur operasi itu selesai dalam waktu kurang dari sejam?
Nah, versi Yarash, yang memandikan Osama ketika meninggal pada 2006 adalah tiga pengawalnya asal Chechnya tersebut. Itu sesuai dengan surat wasiatnya.
Kini tiga pengawal setia Osama tersebut hilang diculik dan diyakini tewas. Yarash pun hanya bisa menyalahkan diri sendiri. Sebab, karena "kecerobohannya", lokasi tiga orang itu terdeteksi.
Untuk melindungi dirinya dari penculikan CIA itu pula, Yarash memutuskan untuk membeberkan rahasia kematian Osama. "Hanya lewat publikasi yang luas di seluruh dunia seperti ini saya bisa terlindungi dari CIA. Tapi, dinas intelijen Turki juga sudah menawari saya pengawal dan senjata untuk perlindungan," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar