JAKARTA - Pengamat terorisme International Crisis Group (ICG), Sidney Jones, mengatakan Umar Patek menjadi kunci utama untuk membongkar jaringan teroris di Asia Tenggara dan Asia Selatan.
"Kabar tertangkapnya Umar Patek itu bagus sekali dan diharapkan bisa segera mengungkap jaringan teroris di Asia Tenggara dan Asia Selatan," kata Sidney di Jakarta pada Rabu (30/3).
Umar Patek alias Abdul Ghoni alias Abu Syeikh alias Umar Arab dikabarkan ditangkap aparat keamanan Pakistan pada awal Maret 2011. Peracik bom itu menjadi salah satu otak pelaku bom Bali I pada Oktober 2002. Aksi bom yang menewaskan 202 orang.
Lulusan Afghanistan itu menjadi buronan paling berbahaya sehingga Pemerintah Amerika Serikat pun menghargai kepalanya senilai 1 juta dolar AS. Menurut Jones, Umar Patek kabur dari Indonesia pada 2003 lalu dengan bantuan Abdullah Sonata dan organisasi Kompak pimpinannya. Ia sempat bergabung dengan Front Pembebasan Islam Moro Filipina (MILF).
Setelah didepak MILF pada 2005, Patek pun bergabung dengan kelompok Abu Sayaf. Dia selama di Filipina diketahui berperan sebagai instruktur para pejuang Islam. Bahkan, Umar Patek ditengarai terlibat dalam konflik Ambon. "Tapi, selama dua sampai tiga tahun belakangan ini kita tidak pernah tahu apa kegiatan Umar Patek," ujarnya.
Jones menambahkan masih banyak informasi terkait Umar Patek yang belum terungkap. Demikian pula dengan jaringan teroris yang berhubungan dengannya. "Banyak informasi yang masih gelap tentang Umar Patek. Seperti apakah ketika Dulmatin kembali ke Indonesia, dia juga ikut. Atau, bagaimana hubungan antara jaringan Islam radikal Indonesia dengan Mindanao. Kita tidak tahu," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar