Anieq Nisrina Shofwan Love Fajar Muhammad Farhan Forever "Survival" Rezim di Arab ~ Dunia Software dan Berita Unik TheRealLivingDeal

Game Shop TheRealLivingDeal

Toko Game dan Sotware Online TheRealLivingDeal, Ayo beli game atau software-software disini, kami menyediakan banyak sekali game dan software murah lengkap dan update terus setiap bulannya!!!. berminat untuk membeli di toko online kami? lihat tab "Toko Jual Game dan Software" di atas dan pilih tab "List Game dan Software" untuk melihat list game kami yang tersedia.
AYO BELI GAME DISINI, MURAH MERIAH DAN HEMAT.

Customer Service Admin

Steamprofile badge by Steamprofile.com

Jual Game Dan Software


Toko Game dan Sotware Online TheRealLivingDeal, Ayo beli game atau software-software disini, kami menyediakan banyak sekali game dan software murah lengkap dan update terus setiap bulannya!!!. berminat untuk membeli di toko online kami? lihat tab "Toko Jual Game dan Software" di atas dan pilih tab "List Game dan Software"

Download Launcher Farmuhan Blog for Android

Kamis, 17 Februari 2011

"Survival" Rezim di Arab

Jika rezim Mubarak di Mesir saja runtuh, rezim Arab mana yang mampu menahan badai revolusi yang berembus kencang dari Tunisia itu?

Rezim Mubarak dikenal sangat kuat, baik di dalam negeri, di kancah kawasan, maupun di fora internasional. Mubarak juga dikenal sebagai pemimpin yang cerdas dan punya nyali.

Salah satu tesis penyebab revolusi adalah kemiskinan. Jika itu yang digunakan, negara-negara Teluk petrodollar, seperti Keemiran Kuwait, Keemiran Bahrain, Keemiran Qatar, Uni Emirat Arab, Kerajaan Arab Saudi, dan Kesultanan Oman, akan selamat dari gulungan badai ini. Jumlah penduduk yang kecil dan penghasilan minyak yang besar membuat pendapatan per kapita penduduk negara-negara itu sangat tinggi, bahkan beberapa kali lipat dari pendapatan per kapita rakyat Tunisia dan Mesir.

Akan tetapi, jika revolusi juga bisa lahir karena represi yang begitu kuat terhadap kebebasan warganya, enam negara itu justru paling potensial menghadapi masalah serius. Oman telah terindikasi terjangkit virus revolusi itu. Juga Bahrain. Padahal, negeri itu dipandang sebagai kerajaan paling mapan dan stabil di Teluk Persia. Kecemasan luar biasa yang ditunjukkan para penguasa Kerajaan Arab Saudi juga mencerminkan gejala yang sama.

Negara-negara Arab barat (maghrib), seperti Libya, Aljazair, dan Mauritania, merupakan negara yang paling rawan menjadi tempat pecahnya revolusi pasca-Tunisia dan Mesir. Bahkan rezim Raja Muhammad VI di Maroko, yang dikenal sangat berwibawa, juga tidak lepas dari ancaman ini.

Libya barangkali di urutan terdepan. Rezim Moammar Khadafy berkuasa sejak 1969, jauh lebih lama daripada Mubarak dan Ben Ali. Posisi geografis dan kultural negeri ini juga berada di dekat baik Mesir maupun Tunisia. Rezim ini sekalipun keras dikenal lemah, baik dalam konsolidasi dalam negeri, kerja sama kawasan, maupun pergaulan internasional.

Faktor penting lain adalah keangkuhan sang penguasa, Moammar Khadafy, serta dukungannya terhadap Ben Ali dan Mubarak untuk tidak mengikuti tuntutan rakyatnya. Hal itu bisa memancing semangat rakyatnya untuk melakukan hal yang serupa dengan di Mesir dan Tunisia.

Mauritania dan Aljazair jelas sedang terjangkit virus revolusi ini. Aksi membakar diri sebagai protes atas kondisi ekonomi sudah terjadi dan secara terbatas telah menyulut protes jalanan di dua negeri itu hingga saat ini.

Dari barat ke timur

Negara-negara Arab aliran Sungai Nil dan tanduk Afrika jelas menghadapi hal yang sama. Sudan (utara) berada di urutan pertama. Kekalahan dalam referendum jelas membuat legitimasi rezim al-Bashir semakin lemah. Sumber minyak yang semula menjadi penopang pembangunannya sebentar lagi menjadi milik negara lain.

Pendukung utamanya, Mubarak, sudah mengundurkan diri sehingga tidak mungkin lagi membantunya. Sementara dunia internasional jelas berhadapan dengannya. Negara lain, yaitu Somalia, Djibouti, dan Komoro, juga merupakan negara dengan ekonomi sangat memprihatinkan dan potensi konfliknya pun sangat besar.

Bagaimana dengan keberadaan di rezim-rezim Arab timur (masyriq)? Suriah adalah negara yang mirip dengan Mesir, tetapi rezim dan kepemimpinan Basyar Asad dikenal lemah. Oposisi di negeri itu juga kuat. Selain masalah ekonomi, kemiskinan, dan tingginya pengangguran, Suriah juga dalam posisi yang tidak mudah dalam pergaulan internasional dan kawasan.

Kerajaan Jordania jelas sudah merasakan sebagian proses terjadinya revolusi. Protes terhadap tingginya pengangguran dan kemiskinan telah mengempaskan salah satu pemimpin negeri itu kendati Raja Abdullah II sebagai penguasa tertinggi belum tersentuh hingga sekarang.

Palestina, dengan asumsi sudah menjadi negara dan dikuasai Fatah, juga sedang meradang. Protes rakyat sangat mungkin meletus di negeri itu. Bukan hanya karena perpecahan faksi, masalah impitan ekonomi dan kualitas hidup yang sangat rendah, melainkan juga karena para penguasa Fatah tengah menjadi sasaran kemarahan rakyat dengan terbongkarnya skandal ”kebohongan penguasa”. Para petinggi Fatah tidak hanya berbohong tentang hasil-hasil pembangunan, tetapi—menurut dokumen itu—juga telah menjual rakyat dan masa depan Palestina dengan harga yang paling murah.

Irak dan Lebanon adalah dua negeri yang beberapa tahun ini selalu bergejolak. Irak diwarnai rangkaian aksi kekerasan akibat perang saudara dan pendudukan Amerika Serikat. Sementara Lebanon sering kali diwarnai krisis politik akibat ulah para elite dan sistem konsosional yang memang ”rawan” bagi bubarnya pemerintahan. Namun, kedua negeri ini merupakan negara Arab yang paling demokratis, setidaknya untuk saat-saat ini. Kesejahteraan rakyat di dua negara ini memang masih jauh jika dibandingkan dengan negara-negara Teluk, tetapi aspirasi politik masyarakat relatif lebih tersalurkan.

Adapun yang membedakan dua negara itu dari semua negara Arab adalah keberhasilan suksesi kepemimpinan tanpa pertumpahan darah. Dan, suksesi itu benar-benar terjadi, bukan pewarisan atau pelimpahan kekuasaan saja karena penguasa lama sudah tidak memungkinkan berkuasa lagi. Suksesi bahkan telah terjadi beberapa kali di dua negara itu dan mereka mampu melewatinya tanpa menggunakan kekuatan senjata.

Rezim kedua negara inilah tampaknya yang tidak akan tergerus gelombang revolusi rakyat kali ini. Praktik politik di negeri itu telah memperlihatkan kemampuannya melakukan pergantian rezim melalui proses politik yang sistemik kendati sering kali sangat menegangkan.

0 komentar:

Posting Komentar

PENUTUPAN

SESUDAH ANDA MEMBACA BLOG SAYA INI, SILAHKAN KUNJUNGI BLOG SAYA YANG LAIN. SILAHKAN LIHAT BLOG SAYA YANG LAIN DI PROFIL SAYA.
SESUDAH ANDA MEMBACA BLOG SAYA INI, SILAHKAN ANDA MENGAMALKAN APA SAJA YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA.
JANGAN LUPA ANDA MEMBERI KOMENTAR DI BLOG SAYA INI
TERIMA KASIH


tertanda
si pembuat blog



fajar muhammad farhan

UCAPAN TERIMA KASIH

UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA:


Ø ALLAH YANG MAHA ESA

Ø NABI BESAR MUHAMMAD SAW.

Ø KEPADA ORANG TUAKU

Ø KEPADA SAUDARA DAN KELUARGAKU

Ø KEPADA TEMAN-TEMANKU YANG BAIK HATI DAN SENANG BERTEMAN DENGANKU

Ø KEPADA SEMUA WEBSITE DISELURUH DUNIA YANG TELAH MENGEMBANGKAN BLOGKU

Ø KEPADA BAND-BAND DI SELURUH NUSANTARA

Ø KEPADA GURU-GURUKU YANG SENANG MENGAJARIKU

Ø KEPADAMU YANG SETIA MEMBACA BLOGKU DAN MENGAMALKAN APA YANG ADA DIDALAMNYA


Daftar Semua Post