Anieq Nisrina Shofwan Love Fajar Muhammad Farhan Forever HADIRMU DALAM ISTIKHARAHKU ~ Dunia Software dan Berita Unik TheRealLivingDeal

Game Shop TheRealLivingDeal

Toko Game dan Sotware Online TheRealLivingDeal, Ayo beli game atau software-software disini, kami menyediakan banyak sekali game dan software murah lengkap dan update terus setiap bulannya!!!. berminat untuk membeli di toko online kami? lihat tab "Toko Jual Game dan Software" di atas dan pilih tab "List Game dan Software" untuk melihat list game kami yang tersedia.
AYO BELI GAME DISINI, MURAH MERIAH DAN HEMAT.

Customer Service Admin

Steamprofile badge by Steamprofile.com

Jual Game Dan Software


Toko Game dan Sotware Online TheRealLivingDeal, Ayo beli game atau software-software disini, kami menyediakan banyak sekali game dan software murah lengkap dan update terus setiap bulannya!!!. berminat untuk membeli di toko online kami? lihat tab "Toko Jual Game dan Software" di atas dan pilih tab "List Game dan Software"

Download Launcher Farmuhan Blog for Android

Sabtu, 22 Januari 2011

HADIRMU DALAM ISTIKHARAHKU

HADIRMU DALAM ISTIKHARAHKU

From: Lisa Ayu Lestari

Di luar masjid inilah aku bertemu dengannya, saat-saat indah 5 tahun yang lalu. Bagaimana kabarnya sekarang ya? Apa dia sudah berkeluarga? Apa dia sudah bertambah dewasa? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang selalu mengisi benakku selama 5 tahun berpisah dengannya. “Hira” nama seorang gadis yang telah mampu menyadarkanku dan mengajariku arti mencintai dan dicintai dengan tulus. Entah pernyataan darimana yang membuatku percaya bahwa dia juga mencintaiku dengan tulus selama ini. Aku pun teringat saat masih bersamanya dulu di masa-masa SMA.
.........5 tahun yang lalu.......
Drrrrrttt...drrrrtttt..tit tit tit... handphoneku bergetar tanda ada pesan masuk. Segera ku meraih hpku dan membuka pesan di layar hp.
Dari: 08523456xxxx
Asssalamualaikum akhi Alwi, maaf mengganggu
Saya Hira, anggota baru yang waktu itu,
Ini nomer saya akhi, tolong disimpan yaaaaa
Hehe wassalam...:)

Aku tersenyum membaca pesan itu, aku jadi teringat saat dia memberanikan diri menyapaku. Tingkahnya sangat lucu hingga membuatku harus menahan tawa setengah mati hahaha... senyumnya yang tulus selalu membuatku terdiam menatapnya. Hust! Aku segera menyadarkan diriku dari lamunan dan segera membalas pesan dari Hira.
Kepada: Hira
Waalaikumsalam Hira, iya nomer ini akan saya
Simpan. Nanti kalau tidak saya simpan, kamu
malah mewek kaya anak TK hehehe.

Segera ku kirim pesan itu kepadanya dengan hati berbunga-bunga. Aneh juga rasanya menerima pesan dari seorang gadis yang membuatku merasa berbeda semenjak bertemu dengannya, rasanya hidup ini terasa indah jika dia melihatku dengan tatapan yang serba salah. Apakah aku jatuh cinta? Astaghfirullah.
Semenjak saat itu aku dan Hira terbiasa berhubungan bahkan sesekali aku meneleponnya tapi hanya sebentar karena aku takut dia mengira yang tidak-tidak dan aku takut timbul gosip di kalangan teman-teman tentang kami. Namun baru saja hubungan itu terjalin dengan indah sudah timbul gosip yang menyatakan bahwa aku dan Hira memiliki kedekatan yang spesial, awalnya aku dan Hira tidak merasa terganggu dengan gosip itu buktinya hubungan kami berjalan seperti biasanya. Tapi, lama-kelamaan rasanya hubungan ini semakin renggang entah apa penyebabnya. Aku merasa aku mulai menjauh dari Hira, padahal Hira bersikap biasa saja. Hira tetap mengirim pesan kepadaku tapi aku tak pernah membalasnya hingga tak ada satupun pesan darinya yang biasanya memenuhi kotak masuk pesan di Hpku.
Sejak saat itu kehidupanku terasa berbeda, aku tak bisa lagi membuat dia tertawa, menemani dia bercerita hingga larut malam, mengingatkan dia, mengajarinya, membuat dia semangat, membahas sesuatu permasalahan bersamanya dan masih banyak hal yang kulakukan bersama Hira. Hal yang membuatku nyaman saat bersamanya adalah keterbukaannya terhadap segala hal hingga membuatku mempercayainya dan dengan santai aku bisa mengungkapkan semua yang aku pendam dan hampir semua tentang kehidupanku telah ku ceritakan kepadanya bahkan saat aku merasakan keraguan di hatiku, dia menasehatiku dengan kata-kata yang dewasa dan membuatku sedikit terkejut. Namun sekarang semua sirna, biasanya aku bisa berbicara dengannya dan membiarkan dia menggodaku dengan gaya bicaranya yang lucu dan sikapku yang diam selalu membuatnya cemberut, disaat inilah aku tertawa dan dia pun menggerutu sebal kepadaku. Kadang aku ingin waktu berhenti saat itu juga, agar aku bisa tetap bersamanya.
Sekarang, aku hanya bisa memperhatikan Hira dari jauh. Aku merasa sedih saat tanpa sengaja aku mendengar dia menangis di dalam masjid. Hatiku terasa sakit karena aku tak bisa menghiburnya disaat dia rapuh dan aku tak bisa menenangkannya disaat dia menangis. Ketika keluar dari masjid, matanya sembab dan masih penuh dengan air mata tapi yang aku heran, dia segera menuju kamar mandi dan saat dia keluar dari kamar mandi, Hira sudah tertawa bersama teman-temannya. Sungguh luar biasa, sekilas tak terlihat kesedihan di wajahnya, tapi bila dia diam sangat terlihat bahwa beban di matanya sangat berat.
Apa yang bisa aku perbuat? Disaat dia melihatku, rasanya dia meminta aku untuk bersamanya. Tapi, aku malah mengalihkan pandanganku darinya dan membiarkan dia tertunduk seakan menyesal telah berharap kepadaku. Hatiku pedih, tapi aku menutupinya. Aku tidak mau perasaan ini menjadi lebih dalam, aku takut menyakitinya, aku hanya ingin dia bahagia dan terbebas dari gosip.
Setiap hari aku merasakan perasaan pedih saat bertemu dengannya, ingin rasanya aku menghampirinya dan berbicara dengannya, ingin rasanya aku meyakinkan Hira untuk tak barprasangka buruk kepadaku, ingin rasanya aku berkata bahwa aku akan menemaninya dan aku akan selalu berada disisinya, tapi itu hanya bayangan. Hingga suatu hari aku menemukan secarik kertas yang berisi puisi, dan aku membacanya...
Apa yang membuatmu menjauh?
Apa yang membuatmu tak memandangku?
Apa kau ingin aku membencimu?
Apa kau ingin aku tak lagi mengingatmu?

Bukan ini yang aku mau..
Bukan ini jalan keluar yang baik bagi kita..
Bukan ini yang aku inginkan
Bukan ini yang membuatku melupakanmu

Andai kau tahu..
Sikapmu melukaiku
Kenapa disaat aku butuh sandaran, kau malah menghilang?
Kenapa disaat aku ingin kau ada, kau malah pergi?

Apa yang ada difikiranmu?
Apa kau fikir aku bahagia dengan ini semua?
Bukan ini yang membuatku bahagia
Bukan ini yang akan membuatmu melupakanku

Aku menatapmu..
Kau malah mengacuhkanku
Aku membutuhkanmu
Tapi kau tak mempedulikanku

Kenapa kau mendengar kata orang?
Kenapa kau mempercayai mereka?
Tak cukupkah kau mendengar kata hatimu?
Tak cukupkah kau mempercayaiku?

Aku rapuh...
Tahukah kamu????

Puisi itu segera mengingatkanku kepada Hira, isi puisi itu menggetarkan hatiku. Apa ini yang kau rasakan Hira? Rasanya aku menyesal telah menjauhinya. Namun apa yang bisa aku perbuat, Hira telah berubah. Dia seperti tak mengenalku, jelas-jelas aku berada di hadapannya tapi dia tak melihatku sedikitpun. Satu minggu lagi aku akan pergi Hira, aku akan lulus dari sekolah ini Hira, aku akan meninggalkanmu, apa tak ada kata-kata terakhir darimu untukku???.
Suatu malam disaat fikiranku kacau tak terarah... drrrtttt..drrtttt..titit titit... handphoneku berbunyi... sebuah pesan menghiasi layar hpku dan di layar hp itu ada nama Hira. Aku segera membacanya..
Dari: Hira
Assalamualaikum Akhi Alwi, afwan telah
mengganggu akhi...Saya hanya mau
bertanya tentang apa yang dibahas
saat rapat tadi, saya sudah bertanya ke
pengurus yang lain, tapi mereka tengah
sibuk, jadi saya bertanya ke Akhi...

Kepada:Hira
Waalaikumsalam Hira... tadi hanya
membahas tentang acara
Perpisahan untuk kelas XII nantinya...

Dari: Hira
Lalu, kenapa tadi ditengah2 rapat
Akhi diam? Apa rapat tadi kurang
Memuaskan?

Kepada: Hira
Maaf, tadi saya sedang memikirkan
Sesuatu jadi kurang konsen...

Dan saat itu aku menceritakan masalah yang tengah ku alami, Hira memberiku semangat dan membuatku tersenyum saat membaca pesannya. Aku merindukan saat-saat seperti ini, saat aku bisa berkeluh kesah bersamanya. Rasanya aku ingin dia bersamaku saat itu juga dan aku bisa melihat wajahnya dan menangis di pundaknya. Beban ini menjadi sedikit berkurang setelah aku bisa berbagi dengannya. Ingin semua ini terus terjadi tapi, aku malah tertidur pulas haha dia tetap membalas pesanku, namun aku sudah masuk ke alam mimpiku.

....acara perpisahan...

“Selamat jalan kakak-kakak tercinta, jangan kangen ya sama aku hehehehe”, ku dengar suara Hira yang sedang berbicara dengan para akhwat. Aku hanya diam dan berharap bisa menyapanya untuk terakhir kalinya. Saat aku tengah melamun..
“Dooorrr... sendirian aja boss!!!”, kulihat dia tersenyum menyapaku, apa benar? ini bukan mimpi??? Dia menyapaku! Aku hanya menatapnya.
“Hemmm jangan terpesona deh sama wajahku yang imut ini hehehe....”, dia diam “mmmm... jangan diem aja dong akhi, ih!”, dia memukulku dengan wajah cemberut.
“Eh? Hehe ya maaf, aku tadi lagi melamun. Ada apa?”, aku mencoba menutupi rasa gugupku. Ini pertama kalinya setelah lama aku tak menyapanya.
“Hmm.. selamat jalan ya akhi, jangan lupain aku dan teman-teman ya. Semoga akhi tambah sukses! Ya dah, aku balik dulu ya. Assalamualaikum”, dia segera pergi dan segera menghilang di balik gerbang.
“Waalaikumsalam”, jawabku lirih. Hanya itu yang aku lakukan saat aku diberi kesempatan oleh Allah swt. untuk berbicara dengannya?? Rasanya aku terlalu bodoh telah menyia-nyiakan kesempatan itu. Dan itulah saat terakhir aku melihatnya.
Meskipun aku telah pergi keluar kota untuk melanjutkan sekolahku, tapi bayang-bayang Hira selalu mengusik fikiranku. Rasanya aku ingin menghubunginya namun, aku takut dia telah melupakanku. Aku memendam seluruh perasaan yang telah meracuni fikiranku dan membuatku masih mengingatnya. Aku telah mencoba melupakannya, namun disaat aku sendiri tanpa siapapun, senyumannya terlintas di fikiranku.
Sekarang, aku kembali untuk menemuinya. Aku tak yakin bisa bertemu dengannya, namun hati kecilku meyakinkanku untuk menemuinya. Hingga.... BRUUKKKK!!!
“Auwww... haduuuh sakiiiitt... Maaf ya mas ya saya tidak sengaja. Apa ada yang terluka? Ada yang kotor??? Aduh ma....”, dia terdiam memandangku, kata-katanya terhenti. Jantungku berdetak cepat tak terkendali. Rasanya jantung ini akan terhenti seketika, aku tak kuasa menenangkan hatiku ini. Rasanya aku tak percaya dengan apa yang kulihat dan siapa yang ada di hadapanku. Dia juga terdiam, kedua mata itu, mata yang kurindukan, senyuman itu yang selama ini ku bayangkan dan seseorang itu, seseorang yang selama ini kurindukan dan selalu terbayang di mimpiku. Hatiku kacau tak karuan, aku masih memandangnya dengan menahan tetes air mata yang ingin mendesak keluar.
Dia tersenyum dan menangis, tak kuasa aku melihatnya. Beberapa lama dia menangis di hadapanku dan kedua tangannya menyentuh pipiku, aku memejamkan mata dan merasakan kelembutan yang kuinginkan, aku membuka mataku dan tak kuasa aku memeluknya tanpa berkata apapun dan air mataku mengalir begitu deras meluapkan kerinduanku yang amat dalam kepadanya. Aku merasakan tangannya memelukku juga, dan air matanya membasahi dadaku, aku hanya menutup mataku dengan terus memeluknya tanpa mencoba melepaskannya, membiarkan hati ini terasa tenang dan membiarkan dia menangis di dadaku seraya memelukku. Aku ingin waktu berhenti saat itu juga agar aku bisa terus memeluknya, menjadi sandarannya dan terus bersamanya. Dia terisak dan semakin memelukku.
“Aku yakin akhi pasti akan kembali, Akhi kemana aja? Aku nungguin akhi disini, kenapa akhi gag menghubungi aku?”, ku dengar suaranya yang terisak itu sambil tetap memeluknya.
“Aku sangat merindukanmu, maaf telah membuatmu menunggu terlalu lama. Aku tengah menyiapkan hatiku untuk menemuimu lagi.”, air mataku semakin mengalir deras, lalu aku mengendurkan pelukan itu dan mengangkat dagunya untuk menatapnya. Aku menghapus air matanya, dan menenangkannya. Aku tersenyum dan mengajaknya duduk di depan masjid. Aku memperhatikannya, dia terlihat lebih dewasa dengan jilbab yang lebar dan pakaian yang sangat tertutup beserta kaos kaki dan sarung tangan yang menutupi auratnya, dia tersenyum melihatku dan tertunduk.
“Gimana kabar Akhi sekarang?”, dia menyeka air matanya dan tersenyum ke arahku.
“Alhamdulillah aku baik-baik saja. Bagaimana kamu sekarang? Apa sudah ada yang melamarmu?”, aku memberanikan diri untuk bertanya demikian.
Ia diam, lalu dia menatapku dan mengangguk dengan senyum tipis menghias dibibirnya. Aku tertegun seakan tak percaya, hatiku bergemuruh merasakan kesakitan yang mendalam saat dia menganggukkan kepala.
“Ayah akan menjodohkan aku dengan seorang pria, ayah merasa sudah waktunya aku menikah”, dia menunduk.
“Apa kamu mencintai pria itu?”, aku mencoba menanyakan hal itu.
Dia segera menatapku tajam, sepertinya dia marah kepadaku. “Kenapa bertanya demikian? Apa Akhi masih tidak memahami perasaanku? Akhi selalu hadir di istikharahku, dan aku melihat akhi tengah memikirkanku disana. Akhi selalu hadir saat tahajudku untuk jodohku, apa Akhi tak merasakannya? Tidak cukupkah bukti-bukti itu bagi Akhi?”, dia hampir menangis saat mengatakan itu.
Serasa dihunus dengan pedang yang sangat tajam, aku segera teringat tentang mimpiku. Saat itu aku bermimpi bertemu dengan Hira, dia tersenyum ke arahku dan mengajakku untuk menuju sebuah taman yang indah. Mimpi itu selalu berulang dan mimpi itu hadir disaat aku tengah khusyuk melaksanakan istikharahku. Apakah ini pertanda bahwa Hira jodohku? Kenapa aku baru sadar sekarang?? Begitu bodohnya aku tak menyadari petunjuk dari Allah swt. sejak dulu.
1 minggu kemudian, aku bertandang ke rumah Hira untuk menyampaikan niatku untuk menikahi Hira kepada Ayahnya. Sepertinya Allah swt. memang benar-benar menunjukkan kekuasaannya. Hanya 1 kali pertemuan dengan keluarganya, aku sudah bisa menikahi Hira.
Aku bahagia telah bersamanya dan memiliki Hira seutuhnya, saat ini kami telah dikaruniai seorang putra dan seorang putri. Dalam kehidupan yang sederhana kami hidup bahagia bersama.

0 komentar:

Posting Komentar

PENUTUPAN

SESUDAH ANDA MEMBACA BLOG SAYA INI, SILAHKAN KUNJUNGI BLOG SAYA YANG LAIN. SILAHKAN LIHAT BLOG SAYA YANG LAIN DI PROFIL SAYA.
SESUDAH ANDA MEMBACA BLOG SAYA INI, SILAHKAN ANDA MENGAMALKAN APA SAJA YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA.
JANGAN LUPA ANDA MEMBERI KOMENTAR DI BLOG SAYA INI
TERIMA KASIH


tertanda
si pembuat blog



fajar muhammad farhan

UCAPAN TERIMA KASIH

UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA:


Ø ALLAH YANG MAHA ESA

Ø NABI BESAR MUHAMMAD SAW.

Ø KEPADA ORANG TUAKU

Ø KEPADA SAUDARA DAN KELUARGAKU

Ø KEPADA TEMAN-TEMANKU YANG BAIK HATI DAN SENANG BERTEMAN DENGANKU

Ø KEPADA SEMUA WEBSITE DISELURUH DUNIA YANG TELAH MENGEMBANGKAN BLOGKU

Ø KEPADA BAND-BAND DI SELURUH NUSANTARA

Ø KEPADA GURU-GURUKU YANG SENANG MENGAJARIKU

Ø KEPADAMU YANG SETIA MEMBACA BLOGKU DAN MENGAMALKAN APA YANG ADA DIDALAMNYA


Daftar Semua Post