Di stasiun kota, banyak orang-orang yang berlalu-lalang dan mondar-mandir karena mencari bis yang ingin mereka tumpangi.
Lalu ada salah satu bis datang yang ada terulis jurusannya Jember, Banyuwangi datang.
Brahim: “JEMBER, Jember,-BANYUWANGI-BANYUWANGI” (katanya dengan keras sekali di pintu bis yang sedang berhenti) (lalu ia turun bersama temannya dan membiarkan bisnya pergi perlahan)
Zali: “kenapa turun disini?” (sambil garuk-garuk kepala)
Brahim: “cari korban dahulu” (sambil celingak-celinguk mencari korban)
Zali: “memang disini ada?”
Brahim: “ada” (katanya dengan lantang)
Lalu ada dua orang sedang berjalan, yang satu sudah tua, yang satunya seusia anak SMP, mungkin cucunya
Brahim: “wah ada mangsa nich” (sambil mengawasi 2 orang yang lewat di depannya)
Zali: “memang kakek tua itu banyak uang?” (sambil garuk-garuk kepala lagi)
Brahim: “jangan lihat bangkai tua itu bodoh” (sambil memukul kepala zali dengan keras)
Zali: (mengaduh kesakitan)
Brahim: “lihat anak yang bersamanya, mungkin banyak uangnya” (menunjuk anak yang bersama kakek tua itu)
Zali: “memang ada uangnya?”
Brahim: (sambil manampar zali pelan) “ada dong”
lalu mereka membuntuti kedua orang itu. Dan pada di jalan yang sepi mereka mulai menjalankan aksinya, mereka berlari dan berhenti dihadapan kedua orang itu.
Brahim: (sambil mengeluarkan pisau di sakunya) “beriakan uang kalian” (katanya dengan mengancam
Lalu 2 orang itu ingin lari kebelakang, tapi telah dicegat oleh zali
Zali: “mau kemana kalian?” (sambil meringis)
Lalu anak yang bersama kakek itu berceloteh, dia bernama kuli
Kuli: “kebelakang” (katanya polos)
Brahim: “ke belakang, ke belakang, memang ini sekolah kebalakang?” (sambil membentak keras)
Lalu kakek itu berbicara
Kakek: “diamlah nak” (katanya terbata-bata)
Brahim: “hei bangkai tua, serahkan uangmu” (sambil menodong pisaunya kepada kakek itu)
Kakek: “eeenak saja kamu bilaaang” (sambil menunjuk dengan gemetar)
Lalu muncul 2 orang polisi datang, tentunya brahim dan zali kaget
Polisi1: “wah-wah ada apa ini” (sambil mengepuk tangannya dengan tongkat)
Kakek: “beginiiii……”
Kata kakek ini disela oleh zali
Zali: “pak polisi 2 orang ini mau kami ram—” (brahim mendekap mulutnya dengan tangannya)
Brahim: “bukan-bukan, kami cuma mau menawarkan pisau ini kepada mereka” (sambil memperliahtkan pisau kecil yang dipegangnya)
Polisi2: (sambil mengambil pisau yang dipegang brahim) “tajam juga pisau ini”
Polisi1: “beli dimana ini?”
Brahim: “beli di pasar leak”
Zali: “bukan tapi beli di pasar laek”
Polisi2: “pasar loak munkin?”
Zali: “oh ya”
Zali: “pak polisi, kakek dan anak ini mau merampok kami ya” (menunjuk kakek dan anak itu)
brahim: “benar pak”
kuli: “bukan pak mereka duluan pak yang mau ngerampok” (sambil menunjuk brahim dan Zali)
brahim: “bukan mereka duluan”
kuli: “nggak mereka duluan”
polisi1: “woi! Gimana sich, yang benar dong, siapa nich yang salah” (sambil menghentakkan tangannya)
Ibrahim dan Kuli: (sambil menunjuk bersama sama dan berkata dengan secara bersamaan) “dia”
Kakek: “aduh, aduh, dasar anak-anak muda masih bermain kaya anak kecil”
Brahim: “hei bangkai tua! Kau lebih baik diam saja”
Kuli: “hei perampok, jangan begitu nanti kualat lho”
Zali: “jangan khawatir brahim, kita kan punya minuman anti kualat” (mengeluarkan botol aqua disakunya dan menunjukan pada ibrahim)
Polisi2: “apa itu? Cuma botl air aqua”
Zali: “lho kok bisa botol aqua, salah, salah” (sambil membuang botol aquanya) “ah, ini dia” (sambil menunjukkan botol kecil putih berisi air putih)
Polisi1: “apaan itu kok Cuma air biasa”
Zali: “ini bukan air biasa, ini air yang sudah mendapat jampi-jampi dari dukun special kami”
Polisi2: “seperti apa jampi-jampinya?”
Zali: “gini nich, tarik nafas” (brahim mengikuti, dan mereka sama-sama mengangkat tangannya) “turunkan” (menurunkan tangannya) “tarik nafas lagi, lalu turunkan” (mereka lalu malakukannya lagi sampai 5 kali) (lalu mereka njoget dengan lagu) “saya si putri, si putri sinden panggung, datang kemari menurut panggilan dukun, saya si pencuri, si pencuri lewat dukun, datang kemari menurut panggilan kubur, cileduk, cileduk” (lalu zali meminumnya dan memberikan pada brahim lalu juga ikut meminumnya)
Polisi1: “enak apa nggak ya” (bisiknya ke polisi2)
tapi brahim dan zali menjadi aneh, pertama mereka diam lalu menjadi gila dan mulai mabuk keras, lalu mereka menari-nari dan menjulurkan lidah, lalu mereka mematukkan kepala seperti ayam ke tanah, lalu sikapnya berubah seperti anjing dengan menjulurkan lidah
polisi1: “wah ayo semua, kita kabur saja mereka sudah gila” (lalu 4 orang itu lari meninggalkan 2 orang perampok itu menjadi gila)
penulis asli: fajar Muhammad farhan dengan pengubahan seperlunya
Jual Game Dan Software
Toko Game dan Sotware Online TheRealLivingDeal, Ayo beli game atau software-software disini, kami menyediakan banyak sekali game dan software murah lengkap dan update terus setiap bulannya!!!. berminat untuk membeli di toko online kami? lihat tab "Toko Jual Game dan Software" di atas dan pilih tab "List Game dan Software"
Download Launcher Farmuhan Blog for Android
Minggu, 11 Januari 2009
drama
PENUTUPAN
SESUDAH ANDA MEMBACA BLOG SAYA INI, SILAHKAN KUNJUNGI BLOG SAYA YANG LAIN. SILAHKAN LIHAT BLOG SAYA YANG LAIN DI PROFIL SAYA.
SESUDAH ANDA MEMBACA BLOG SAYA INI, SILAHKAN ANDA MENGAMALKAN APA SAJA YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA.
JANGAN LUPA ANDA MEMBERI KOMENTAR DI BLOG SAYA INI
TERIMA KASIH
tertanda
si pembuat blog
fajar muhammad farhan
SESUDAH ANDA MEMBACA BLOG SAYA INI, SILAHKAN ANDA MENGAMALKAN APA SAJA YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA.
JANGAN LUPA ANDA MEMBERI KOMENTAR DI BLOG SAYA INI
TERIMA KASIH
tertanda
si pembuat blog
fajar muhammad farhan
UCAPAN TERIMA KASIH
UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA:
Ø ALLAH YANG MAHA ESA
Ø NABI BESAR MUHAMMAD SAW.
Ø KEPADA ORANG TUAKU
Ø KEPADA SAUDARA DAN KELUARGAKU
Ø KEPADA TEMAN-TEMANKU YANG BAIK HATI DAN SENANG BERTEMAN DENGANKU
Ø KEPADA SEMUA WEBSITE DISELURUH DUNIA YANG TELAH MENGEMBANGKAN BLOGKU
Ø KEPADA BAND-BAND DI SELURUH NUSANTARA
Ø KEPADA GURU-GURUKU YANG SENANG MENGAJARIKU
Ø KEPADAMU YANG SETIA MEMBACA BLOGKU DAN MENGAMALKAN APA YANG ADA DIDALAMNYA
Daftar Semua Post
- ► 2012 (586)
- ► 2011 (1101)
0 komentar:
Posting Komentar