Anieq Nisrina Shofwan Love Fajar Muhammad Farhan Forever Senin, 22 September 2008 ~ Dunia Software dan Berita Unik TheRealLivingDeal

Game Shop TheRealLivingDeal

Toko Game dan Sotware Online TheRealLivingDeal, Ayo beli game atau software-software disini, kami menyediakan banyak sekali game dan software murah lengkap dan update terus setiap bulannya!!!. berminat untuk membeli di toko online kami? lihat tab "Toko Jual Game dan Software" di atas dan pilih tab "List Game dan Software" untuk melihat list game kami yang tersedia.
AYO BELI GAME DISINI, MURAH MERIAH DAN HEMAT.

Customer Service Admin

Steamprofile badge by Steamprofile.com

Jual Game Dan Software


Toko Game dan Sotware Online TheRealLivingDeal, Ayo beli game atau software-software disini, kami menyediakan banyak sekali game dan software murah lengkap dan update terus setiap bulannya!!!. berminat untuk membeli di toko online kami? lihat tab "Toko Jual Game dan Software" di atas dan pilih tab "List Game dan Software"

Download Launcher Farmuhan Blog for Android

Senin, 22 September 2008

Buat Sobatku

kisah temanku yang sudah aku catat.
dulu saat masih kelas 6 SD
DARI Muhammad Fauzi

Sebagaimana biasa aku berangkat sekolah naik angkot karena jarak sekolah lumayan jauh. Namaku Muhammad Fauzi panggilannya Muhzi. Aku mudah bergaul dengan siapa saja, jadi temanku ada dari kalangan borjuis dan proletar, konglomerat hingga orang melarat baik cowok maupun cewek. Di sekolah aku terkenal luwes dan mudah bergaul cuma kerugiannya jarang ada cewek yang mau menjadi pacarku, katanya sih... lebih enak jadi sobatku sehingga tak sedikit cewek-cewek yang sebenarnya aku sukai malah ketawa – ketiwi ketika kuutarakan perasaanku terhadapnya. Ukh..!! dianggapnya aku bercanda. Sialan. Dari pengalaman itulah aku akhirnya memutuskan tak lagi mengutarakan isi hati ini, tapi lebih baik berteman saja,teman tapi mesraa..... Di kelas dua ini aku punya teman yang MaCan,manis cantik. Namanya Lidia, biasa aku panggil Dia. Anaknya pinter enak diajak ngobrol bahkan setiap jalan dia pasti ngajak aku, katanya aku cocok banget dengannya bahkan bisa jadi bodyguard. Oleh sebab itu, aku banyak menerima tantangan dari para fans Dia untuk berkelahi, untung saja itu tak pernah terjadi karena pasti ada Dia yang melarangnya dan memusuhi yang berniat jelek terhadapku. ”Hei, ayo naik-naik ” teriak kernet dan beberapa siswa-siswi yang sekejap saja sudah naik satu angkot denganku, tidak sadar aku melamun higga tak tau siapa saja yang naik dan aku dikejutkan oleh pukulan dan sapaan. ”hei, Zi jangan ngelamun aja, mikirin aku ya, masak nggak ketemu dua hari saja sudah sedih” sapa Dia dengan senyum yang ternyata satu angkot denganku. ”eh, Dia. Kok tumben naik angkot, emang sopirmu kemana?”jawabku balik bertanya ”iya nih, tadi sopirku lagi ngejemput nenek di bandara .jadi aku naik angkot tapi aku bersyukur karena bisa ketemu kamu disini, ya kan?!”jawab Dia spontan. Yah, itulah Dia yang tanpa beban ngomong bahkan di depan umum sekalipun. Bagaimana tidak malu aku dirayu cewek cantik yang sampai sekarang Dia hanya berstatus sebagai sahabatku, coba jika pacarku, aku bisa bangga di depan orang-orang, tapi seperti sekarang Dia hanya membuat pipiku merah setiapkali digodanya. Dia sudah mewanti-wantiku sejak awal bersahabat bahwa Dia akan menjadikanku sahabat, tidak lebih. Inilah yang membuat aku remuk redam. ”Hai, Zi nanti pulang sekolah ikut aku kerumah yuk. Aku punya cerita seru tentang cowok yang ngirimin surat ke aku tapi kutolak” ”Ah, kamu tidak ada habis-habisnya nolakin orang, ntar kualat lo kamu”jawabku. ”Yah..., Muhzi. jika aku pacaran, ntar kita nggak bisa bareng lagi dong. terus gimana kalau ada kesulitan pelajaran, ntar kamu tak mau lagi deh ngajarin aku”Dia berseloroh karena sebenarnya yang selalu minta diajari, ya aku. ”Kalo menghina jangan kebangeten neng. Iya aku tau sering diajarimu, tapi swear deh jika kamu memang mau hidup normal seperti yang lain, setelah punya pacar maka aku akan belajar yang rajin hingga bisa mengalahkanmu dan kujamin kamulah nanti yang merengek-rengek minta diajari” aku membela diri. Akhirnya sampai di sekolah kami pun berjalan bersama sambil terus bercanda dan berpisah di kelas masing-masing. Awal kedekatanku dengan Dia memang untuk memacarinya, tapi setelah dekat aku malah takut dan memang Dia enak untuk dijadikan teman, selain kaya dia juga suka membantu seperti sabtu kemarin ketika anak-anak rohis memintaku mencarikan mobil dalam acara tadabur alam, terpaksa deh aku pinjamkan ke Dia dengan syarat akulah yang nyopir setidaknya ikut untuk menjaga mobil. Anak-anak rohis memang sering ngadain acara mulai pengajian hingga acara keluar sekolah, aku sering diajak tapi lebih sering tidak bisa karena sudah ada janji dengan Dia. Janji itu kan hutang daripada berhutang lebih baik aku bayar di depan itu prinsipku. Zainal sangat intens mendekatiku agar selalu ikut acara di Masjid dengan segala cara termasuk dia memintaku untuk jadi bagian dokumentasi karena katanya aku pintar ambil gambar.

Siang itu aku di datangi oleh si Dody anak kelas tiga salah satu fans Lidia. ”Zi tolong aku dong. Kamu kan sahabat Dia. Aku seneng banget sama Dia. Tolong dong sampaikan salam dan suratku”sambil merengek dan mengiba. ”Jika cuma nyampaikan aku tidak keberatan”jawabku ”Jangan begitu dong. Kamu kan juga sudah lama kenal denganku. Kamu juga tau pasti bagaimana karekterku dan sifat-sifatku. Menurutmu apa sih yang kurang padaku, masak tidak bisa menaklukan hati si Lidia?” ”Ya, aku tau itu. Kamu anak orang kaya., lumayan ganteng, pinter, tapi mungkin kamu kurang sabar dan kurang dekat. Dan kuberi tau, siap-siap saja diberi tantangan sama Dia” ”Aku sih sangup saja, asalkan satu. tantangannya jangan main catur denganmu. Karena aku tau kamu paling jago di sekolah ini. Nah sebagai imbalan bantuanmu nih aku beri coklat. Dan jika Dia menerimaku sebagai pacarnya maka aku traktir kamu makan dimana saja, ok?!”. ”Wah, ok banget tuh?!” Aku pun dengan senang memberi harapan apalagi traktirannya. Jujur saja aku juga capek dekat sama Dia hanya sebagai sahabat yang sangat dekat, Aku ingin memutuskan kedekatan dan aku juga sudah ada incaran yang lain. Nah.., sekalian nanti sore Aku ke rumahnya untuk nganterin surat sekalian ngomong tentang cewek yang kuincar. He, he.. satu langkah, dua tujuan terpenuhi.

Sore harinya akupun pergi ke rumah Dia. Disana aku disambut keluarganya dan tak ketinggalan juaga neneknya yang baru datang dari Lampung. Seperti biasa Aku dan Dia duduk di taman rumah yang luas di dekat kolam ikan dengan berbagai hidangan camilan. ”Zi, aku mau cerita nih. Tentang Roni anak kelasmu, dia kemarin menghadangku ketika mau pulang dan dia nyatain cintanya dengan surat dan bunga lagi. Si Roni bagaimana menurutmu?” ”Dia anak yang pintar, baik dan kayaknya pas deh dengan kamu” ”Ha..,aku tau kenapa kamu ngomong begitu karena cerita si Roni, dia sudah tau sifat-sifatku dan karakterku dari kamu. Kamu pasti jadi penasehatnya ya” ”Jika iya, terus bagaiman menurutmu,kamu akan tolak dia?” ”Iya. Karena dia bukan orang yang cocok denganku. Roni terlalu sombong buatku. Aku tidak suka caranya bergaul, terlalu pamer kekayaan”. Sebenarnya tipemu itu yang seperti apa? kucarikan deh” ”Tipeku itu orang yang suka menolong, pintar bergaul, pandai catur, tidak sombong, enak diajak ngomong. Yah... banyak lah. Dan kamu tau aku sudah dapatkan orangnya, nanti kamu bantu aku ya untuk dekat dengan dia” Aku agak deg-degan pada saat itu karena aku mengiranya akulah yang Dia suka ternyata orang lain. Akhirnya aku pun mengiyakan saja dan mendengarkan ocehannya tentang karakter orang yang disukainya yang sepintas memang banyak mirip denganku. ”Baiklah aku bantu, kapan dan siapa, cepetan deh. Dan gantian ya, Aku juga sudah ngincer cewek nih, tapi setelah kamu dapat cowok aja. O, Iya. ngomong-ngomong koleksi surat cintamu sudah berapa?” ”emmm. 50 dengan punya Roni” ”Nih kutambah jadi 51. tadi aku dititipin sama si Dody anak kelas tiga. Coba kamu pertimbangkan siapa tau Dody orang yang cocok untukmu” ”Nah, aku punya akal. Akan aku terima dia asalkan dia bisa mengalahkanmu main catur bagaimana?” ”yah kamu, bagaimana Dody akan menang sedang dia tidak bisa main catur” ”yes, kalo begitu aku tidak menyakiti hatinya dong. Karena akan ku balas surat dia tolong antarkan ya, yang isinya tantangan main catur.” Sambil garuk-garuk kepala akupun tersenyum melihat tingkahnya kegirangan untuk mempermainkan fans-fansnya. ”Dia, sudah sore aku pamit ya. Seminggu ini aku mungkin sibuk bantu Zainal anak mesjid yang mau ngadain acara untuk mengisi liburan minggu depan. Jadi sorry, jika aku jarang menemanimu. Ajak saja orang yang kamu sukai itu. Ini kesempatan untuk tidak terganggu olehku”. ”Yah, aku kan punya rencana ngajak kamu, tidak jadi deh. Tapi nggak apa-apa kok. Makasih ya telah datang” sambil melambaikan tangannya Dia berjalan ke rumahnya. **

Besoknya Zainal sudah mendatangiku dan bercerita tentang persiapan acara yang akan diadakan. ”Zi, kita butuh banyak pemandu untuk adik-adik kelas satu yang ternyata cukup banyak, jadi kemarin aku masukin nama kamu, mau ya?!” pinta zainal. ”Eh, yang bener kamu. katanya aku cuma bagian perlengkapan dan dokumentasi merangkap keamanan. Pemandu berarti kan harus menguasai materi juga. Gila kamu” ”Jangan kuatir Zi, nanti sore ada pembekalan materi oleh ustadz untuk semua pemandu dan panitia. Kamu harus ikut” ”Baiklah”

Sore itu acaraku akhirnya berubah, yang awalnya jadwal main bola ganti ikut pengajian.tragis!. Kalo tidak salah temanya tentang bagaimana berIslam yang baik dan benar oleh ustadz Aryo yang masih muda dan kuliah di Universitas Brawijaya. Begitu banyak penjelasan yang dipaparkan dengan bahasa gaulnya aku jadi bersemangat mengikuti ceramah sore itu tapi ada satu yang membuatku bertanya-tanya terus tentang Islam, disana juga djelaskan bagaimana Islam mengatur segalanya termasuk pergaulan. Dadaku jadi sesak kepalaku jadi pusing dan telingaku jadi merah karena materi yang disampaikan bertolak belakang dengan keseharianku. Aku Islam, sholat, berpuasa dan zakat tapi belum haji apa itu belum cukup. Aku juga sering menolong orang hingga banyak temenku yang menjuluki si Muhzi suka menolong. apa itu juga belum cukup?!. Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan di benakku. Kuputuskan untuk terus ikut pembekalan itu selama dua hari, karena aku tertarik dengan tema-tema yang disodorkan seperti ”nggak Ngaji Nggak Keren”,”Menjadi Pejuang Sejati”, Cinta nggak gitu Kok”dan terakhir stadium general dimana kita bisa berdiskusi dengan pemateri.

Dari serangkaian materi yang kuikuti membuat aku bimbang dan menyadarai kesalahanku selama ini tentang agamaku sendiri. Ternyata Islam yang kuanut selama ini hanya ritualnya saja sedangkan aturan sosialnya, banyak yang kulalaikan. Semangatku bergelora untuk terjun mencari ilmu hingga aku pun lupa persoalan dengan Lidia dan temen-temen cewekku. Aku sadar pergaulanku ternyata rusak. Akhirnya aku memutuskan untuk berpegang terhadap aqidahku. Ketika rehat kugunakan kesempatan itu untuk berdiskusi dengan Ustadz Aryo. ”Ustadz, Saya punya masalah dengan cewek apa yang harus saya lakukan dan bagaimana caranya?” Dari penjelasan kemarin sudah jelas bagaimana Allah mengaharamkan seorang muslim berduaaan dengan lawan jenis. Jika kita mengaku hamba Allah yang mengharap ridlonya maka tinggalkan semua maksiat dan insyaAllah dibalas dengan yang lebih baik. Nikah adalah solusi dari Islam jika tidak mampu maka berpuasa” ”terus bagaimana cara terbaik agar Saya menjauh darinya” ”Beri penjelasan apa adanya tentang Islam yang telah kamu pahami dan banyaklah bergaul dengan teman-temanmu yang bertaqwa, perbanyak kegiatan yang bermanfaat, istiqomahlah selalu dalam pengajian. Jika bisa temenmu juga kau ajak. Jika dengan cewek lebih baik kamu utarakan lewat surat atau telepon jangan bertemu langsung yang akan membuat hatimu luluh” ”terimakasih ustadz, insyaAllah saya tau sekarang yang benar dan mana yang batil, doakan saya mampu untuk melakukannya”

Aku pun pulang dengan membawa sebuah perubahan drastis dengan satu tekad untuk menegakkan syariatNya, tapi dengan kepala pusing bagaimana cara terbaik untuk memberi tahu temen-temen cewekku terutama Dia?. Akhirnya akupun menulis surat yang intinya tentang perubahanku dan sikapku ke depan. Surat itu sudah aku masukkan dalam amplop serapi mungkin dan besok akan aku berikan langsung ke Dia.

Keesokan harinya aku pun menunjukan perubahan sikap kepada lawan jenis. Dan anehnya begitu juga dengan Dia, tidak biasanya dia serius menghadapiku, kali ini dia sangat serius bahkan tersenyum pun tidak. Apa dia juga ikut ngaji? ”Zi, aku kan pernah janji padamu untuk nunjukin orang yang kusuka. Dan kamu juga berjanji untuk menolongku maka penuhi janjimu dengan antarkan surat ini ke alamat yang sudah tertera di amplop surat itu. Ini juga hari terakhir kita di kelas dua dan setelah liburan kita sudah kelas tiga, aku diajak berlibur ke luar kota dengan keluargaku. Semoga kita masih bisa bertemu ya” ”Baiklah, selamat berlibur dan salam ke semua keluargamu. ”insyaAllah akan kusampaikan” balasku. Tak terasa ada yag berbeda dengan Dia. Kulihat matanya memerah seolah menahan tangisan dan kesedihan dibalik senyumnya.

Surat yang telah kupersiapkan untuk diberikan ke Lidia akhirnya tidak jadi kuserahkan malah aku membuat dosa lagi dengan membantu Dia pacaran, ya Allah ampuni hambamu ini.

Sesampai dirumah setelah makan siang dan berpakaian santai. Kuputuskan untuk mengantarkan suratnya. Kuambil surat yang bealamatkan ”Jl. Diponegoro I no. 15 Perumahan Bumi Asri” alamat yang tidak asing bagiku tapi aku lupa, yang pasti dekat, akhirnya kutanyakan juga ke ibu. ”Bu. Tau perumahan Bumi Asri?” ”ya, komplek ini adalah Bumi Asri” ”terus. jalan diponegoro I” “Jalan rumah kita ini diponegoro I” ”rumah no. 15 punya siapa? ”ya, yang selama ini kamu tempati nomor 15” ”terimakasih bu, bukankah nomor rumah kita 212?” ” kemarin kan ada perubahan penyederhanaan dan penataan ulang nomor rumah oleh kelurahan. Makanya jika pulang ke rumah jangan hanya makan tidur lalu pergi lagi!” jawab ibu. ”maaf deh bu” aku memelas karena disindir kebiasaaku yang hanya menjadikan rumah sebagai tempat istirahat dan makan. Dengan deg-degan aku buka surat yang ternyata dialamatkan untukku. Sambil lari ke kamar tidur aku pun mulai membacanya yang bertuliskan : My dear, Ketika kau baca suratku ini, mungkin aku sudah dalam perjalanan ke Lampung. Mengikuti Papa yang di tugaskan kesana dan surat ini adalah awal perpisahan yang semoga menjadi pertemuan kembali nantinya. Selama seminggu aku tidak bertemu denganmu ada sesuatu yag hilang kurasakan. Hari-hariku terasa hampa tanpa candamu. Tapi aku semakin jatuh jika aku perturutkan, apalagi sekarang kita akan berpisah yang kita tidak tau bisa berapa lama perpisahan ini. Aku ingin mengucapkan terimakasih selama ini yang selalu menyusahkanmu, permohonan maaf sebanyak-banyaknya yang selama ini telah membantumu (maaf kata-katanya banyak yang kebalik karena aku selalu ingin bercanda denganmu). Sampaikan maafku juga pada keluargamu. Zi, maafkan keegoisanku selama ini yang jarang mendengarkanmu dan tidak bisa membantumu mendapatkan cewek yang kamu incar dan bahkan aku tidak ingin melihatmu berhasil karena selama ini aku memendam cintaku padamu. Kutahu kamu tak setampan Roy, tak sekaya Dony dan tak sepintar Roni. Tapi kamulah yang kudambakan, dan aku tau kamu pasti takkan pernah berani mengungkapkannya padaku juga karena dibalik kerianganmu aku tau kamu pemalu. Semoga cewek yang kau incar itu bukan hanya tipu muslihatmu untuk menghiburku agar aku berpaling darimu Terimakasih kau telah warnai hidupku dan telah menjadi tokoh dalam diaryku. Aku tidak mengharap balasan suratmu karena aku tau jawabmu. Yang kuiginkan hanya agar kau tau aku pernah menjadi pengidolamu. Mulai sekarang kenanglah aku sebagai sahabatmu dan pengidolamu yang tidak bisa memilikimu. Carilah cewek yang lebih baik dariku. Dan aku juga mencoba melupakanmu walau kutau takkan pernah bisa, yang pasti aku akan selalu mengenangmu. Semoga kita mendapat yang lebih baik.

Memories never die

Lidia Puspita Ningrum

Tak terasa air mataku menetes kuucapkan selamat tinggal jahiliah dan terimakasih atas pertolonganMu Ya.. Allah. Bring Islam Back !!.

sebuah kisah nyata dari italia, silahkan anda baca

Pendonor Sumsum Tulang Belakang dan pelaku pemerkosaan


--------------------------------------------------------------------------------


Dibalik cerita Pedonor sumsum tulang belakang dan pelaku pemerkosaan. Di
suatu Koran Itali, muncullah berita pencarian orang yang istimewa 17 Mei
1992 di parkiran mobil ke 5 Wayeli (nama kota, tak tahu aku bener engga
nulisnya), seorang wanita kulit putih diperkosa oleh seorang kulit hitam.
Tak lama kemudian, sang wanita melahirkan seorang bayi perempuan berkulit
hitam. Ia dan suaminya tiba-tiba saja menanggung tanggung jawab untuk
memelihara anak ini. Sayangnya,sang bayi kini menderita leukemia (kanker
darah). Dan ia memerlukan transfer sumsum tulang belakang segera.


Ayah kandungnya merupakan satu-satunya penyambung harapan hidupnya.
Berharap
agar pelaku pada waktu itu saat melihat berita ini, bersedia menghubungi
Dr. Adely di RS Elisabeth. Berita pencarian orang ini membuat seluruh
masyarakat gempar. Setiap orang membicarakannya.Masalahnya adalah apakah orang hitam
ini berani muncul. Padahal jelas ia akan menghadapi kesulitan besar, Jika
ia
berani muncul, ia akan menghadapi masalah hukum, dan ada kemungkinan
merusak
kehidupan rumah tangganya sendiri. Jika ia tetap bersikeras untuk diam,
ia sekali lagi membuat dosa yang tak terampuni. Kisah ini akan berakhir
bagaimanakah ? Seorang anak perempuan yang menderita leukimia ternyata
menyimpan suatu kisah yang memalukan di suatu perkampungan Itali.Martha,
35 thn, adalah wanita yang menjadi pembicaraan semua orang.


Ia dan suaminya Peterson adalah warga kulit putih, tetapi diantara kedua
anaknya, ternyata terdapat satu yang berkulit hitam. Hal ini menarik
perhatian setiap orang disekitar mereka untuk bertanya, Martha hanya
tersenyum kecil berkata pada mereka bahwa nenek berkulit hitam, dan
kakeknya
berkulit putih, maka anaknya Monika mendapat kemungkinan seperti ini.
Musim
gugur 2002, Monika yang berkulit hitam terus menerus mengalami demam
tinggi.
Terakhir, Dr. Adely memvonis Monika menderita leukimia. Harapan
satu-satunya
hanyalah mencari pedonor sumsum tulang belakang yang paling cocok
untuknya.
Dokter menjelaskan lebih lanjut. Diantara mereka yang ada hubungan darah
dengan Monika merupakan cara yang paling mudah untuk menemukan pedonor
tercocok. Harap seluruh anggota keluarga kalian berkumpul untuk menjalani
pemeriksaan sumsum tulang belakang.


Raut wajah Martha berubah, tapi tetap saja seluruh keluarga menjalani
pemeriksaan. Hasilnya tak satupun yang cocok. Dokter memberitahu mereka,
dalam kasus seperti Monika ini, mencari pedonor yang cocok sangatlah
kecil
kemungkinannya. Sekarang hanya ada satu carayang paling manjur, yaitu
Martha
dan suaminya kembali mengandung anak lagi. Dan mendonorkan darah anak
untuK.
Monika. Mendengar usul ini Martha tiba-tiba menjadi panik, dan berkata
tanpa suara "Tuhan..kenapa menjadi begini ?" Ia menatap suaminya, sinar matanya
dipenuhi ketakutan dan putus asa. Peterson mengerutkan keningnya
berpikir.
Dr. Adely berusaha menjelaskan pada mereka, saat ini banyak orang yang
menggunakan cara ini untuk menolong nyawa para penderita leukimia, lagi
pula
cara ini terhadap bayi yang baru dilahirkan sama sekali tak ada
pengaruhnya.
Hal ini hanya didengarkan oleh pasangan suami istri tersebut, dan
termenung
begitu lama. Terakhir mereka hanya berkata, Biarkan kami memikirkannya
kembali.


Malam kedua, Dr. Adely tengah bergiliran tugas, tiba-tiba pintu ruang
kerjanya terbuka, pasangan suami-istri tersebut. Martha menggigit
bibirnya
keras, suaminya Peterson, menggenggam tangannya, dan berkata serius pada
dokter. Kami ada suatu hal yang perlu memberitahumu. Tapi harap Anda
berjanji untuk menjaga kerahasiaan ini, karena ini merupakan rahasia kami
suami-istri selama beberapa tahun. Dr. Adely menganggukkan kepalanya.
Lalu
mereka menceritakan Itu adalah 10 tahun lalu, dimana Martha ketika pulang
kerja telah diperkosa seorang remaja berkulit hitam. Saat Martha sadar,
dan
pulang ke rumah dengan tergesa-gesa, waktu telah menunjukkan pukul 1
malam.
Waktu itu aku bagaikan gila keluar rumah mencari orang hitam itu untuk
membuat perhitungan. Tapi telah tak ada bayangan orang satupun. Malam itu
kami hanya dapat memeluk kepala masing-masing menahan kepedihan.
Sepertinya
seluruh langit runtuh.


Bicara sampai sini, Peterson telah dibanjiri air mata, Ia melanjutkan
kembali . Tak lama kemudian Martha mendapati dirinya hamil. Kami merasa
sangat ketakutan, kuatir bila anak yang dikandungnya merupakan milik
orang
hitam tersebut. Martha berencana untuk menggugurkannya, tapi aku masih
mengharapkan keberuntungan, mungkin anak yang dikandungnya adalah bayi
kami.
Begitulah, kami ketakutan menunggu beberapa bulan. Maret 1993, Martha
melahirkan bayi perempuan, dan ia berkulit hitam. Kami begitu putus asa,
pernah terpikir untuk mengirim sang anak ke panti asuhan. Tapi mendengar
suara tangisnya, kami sungguh tak tega. Terlebih lagi bagaimanapun Martha
telah mengandungnya, ia juga merupakan sebuah nyawa. pada akhirnya kami memutuskan untuk
memeliharanya, dan memberinya nama Monika.


Mata Dr. Adely juga digenangi air mata, pada akhirnya ia memahami kenapa
bagi kedua suami istri tersebut kembali mengandung anak merupakan hal
yang
sangat mengkuatirkan. Ia berpikir sambil mengangguk-anggukkan kepala
berkata
Memang jika demikian, kalian melahirkan 10 anak sekalipun akan sulit
untuk
mendapatkan donor yang cocok untuk Monika. Beberapa lama kemudian, ia
memandang Martha dan berkata Kelihatannya, kalian harus mencari ayah
kandung
Monika. Barangkali sumsum tulangnyacocok untuk Monika.Tetapi, apakah
kalian
bersedia membiarkan ia kembali muncul dalam kehidupan kalian ? Martha
berkata : "Demi anak, aku bersedia berlapang dada memaafkannya. Bila ia
bersedia muncul menyelamatkannya. Aku tak akan memperkarakannya. Dr.
Adely
merasa terkejut akan kedalaman cinta sang ibu.
Martha dan Peterson mempertimbangkannya baik-baik, sebelum akhirnya
memutuskan memuat berita pencarian ini di koran dengan menggunakan nama
samaran. November 2002, di koranWayeli termuat berita pencarian ini,
seperti
yang digambarkan sebelumnya. Berita ini memohon sang pelaku pemerkosaan
waktu itu berani muncul, demi untuk menolong sebuah nyawa seorang anak
perempuan penderita leukimia ! Begitu berita ini keluar, tanggapan
masyarakat begitu menggemparkan. Kotak surat dan telepon Dr. Adely
bagaikan
meledak saja, kebanjiran surat masuk dan telepon, orang-orang terus
bertanya
siapakah wanita ini Mereka ingin bertemu dengannya, berharap dapat
memberikan bantuan padanya. Tetapi Martha menolak semua perhatian mereka,
ia
tak ingin mengungkapkan identitas sebenarnya, lebih tak ingin lagi
identitas
Monika sebagai anak hasil pemerkosaan terungkap.


Seluruh media penuh dengan diskusi tentang bagaimana cerita ini berakhir.
(suratkabar Roma) Komentar dengan topik : Orang hitam itu akan munculkah
?
Jika orang hitam ini berani muncul, akan bagaimanakah masyarakat kita
sekarang menilainya Akankah menggunakan hukum yang berlaku untuk
menghakiminya Haruskah ia menerima hukuman dan cacian untuk masa lalunya,
ataukah ia harus menerima pujian karena keberaniannya hari ini ?


Saat itu berita pencarian juga muncul di Napulese, memporakporandakan
perasaan seorang pengelola toko minuman keras berusia 30 tahun. Ia
seorang
kulit hitam, bernama Ajili. 17 Mei 1992 waktu itu, ia memiliki lembaran
tergelam merupakan mimpi terburuknya di malam berhujan itu. Ia adalah
sang
peran utama dalam kisah ini. Tak seorangpun menyangka, Ajili yang sangat
kaya raya itu, pernah bekerja sebagai pencuci piring panggilan.
Dikarenakan
orang tuanya telah meninggal sejak ia masih muda, ia yang tak pernah
mengenyam dunia pendidikan terpaksa bekerja sejak dini. Ia yang begitu
pandai dan cekatan, berharap dirinya sendiri bekerja dengan giat demi
mendapatkan sedikit uang dan penghargaan dari orang lain. Tapi sialnya,
bosnya merupakan seorang rasialis, yang selalu mendiskriminasikannya. Tak
peduli segiat apapun dirinya, selalu memukul dan memakinya. 17 Mei 1992,
merupakan ulang tahunnya ke 20, ia berencana untuk pulang kerja lebih
awal
merayakan hari ulang tahunnya. Siapa menyangka, ditengah kesibukan ia
memecahkan sebuah piring. Sang bos menahan kepalanya, memaksanya untuk
menelan pecahan piring. Ajili begitu marah dan memukul sang bos, lalu
berlari keluar meninggalkan restoran. Ditengah kemarahannya ia bertekad
untuk membalas dendam pada si kulit putih. Malam berhujan lebat, tiada
seorangpun lewat, dan di parkiran ia bertemu Martha. Untuk membalaskan
dendamnya akibat pendiskriminasian, ia pun memperkosa sang wanita yang
tak
berdosa ini.


Tapi selesai melakukannya, Ajili mulai panik dan ketakutan. Malam itu
juga
Ia menggunakan uang ulang tahunnya untuk membeli tiket KA menuju
Napulese,
meninggalkan kota ini.Di Napulese, ia bertemu keberuntungannya. Ajili
mendapatkan pekerjaan dengan lancar di restoran milik orang Amerika.
Kedua
pasangan Amerika ini sangatlah mengagumi kemampuannya, dan menikahkannya
dengan anak perempuan merka, Lina, dan pada akhirnya juga mempercayainya
untuk mengelola toko mereka. Beberapa tahun ini, ia yang begitu tangkas,
tak
hanya memajukan bisnis toko minuman keras ini, ia juga memiliki 3 anak
yang
lucu. Dimata pekerja lainnya dan seluruh anggota keluarga, Ajili
merupakan
bos yang baik, suami yang baik, ayah yang baik. Tapi hati nuraninya tetap
membuatnya tak melupakan dosa yang pernah diperbuatnya.


Ia selalu memohon ampun pada Tuhan dan berharap Tuhan melindungi wanita
yang
pernah diperkosanya, berharap ia selalu hidup damai dan tentram. Tapi ia
menyimpan rahasianya rapat-rapat, tak memberitahu seorangpun. Pagi hari
itu,
Ajili berkali-kali membolak-balik koran, ia terus mempertimbangkan
kemungkinan dirinyalah pelaku yang dimaksud. Sedikitpun ia tak pernah
membayangkan bahwa wanita malangitu mengandung anaknya, bahkan menanggung
tanggung jawab untuk memelihara dan menjaga anak yang awalnya bukanlah
miliknya.


Hari itu, Ajili beberapa kali mencoba menghubungi no.Telepon
Dr.Adely.Tapi
setiap kali, belum sempat menekan habis tombol telepon, iatelah
menutupnya
kembali. Hatinya terus bertentangan, bila ia bersedia mengakui semuanya,
setiap orang kelak akan mengetahui sisi terburuknya ini, anak-anaknya tak
akan lagi mencintainya, ia akan kehilangan keluarganya yang bahagia dan
istrinya yang cantik. Juga akan kehilangan penghormatan masyarakat
disekitarnya. Semua yang ia dapatkan dengan ditukar kerja kerasnya
bertahun-tahun. Malam itu, saat makan bersama, seluruh keluarga
mendiskusikan kasus Martha.Sang istri, Lina berkata : : "Aku sangat
mengagumi Martha. Bila aku diposisinya, aku tak akan memiliki keberanian
untuk memelihara anak hasil perkosaan hingga dewasa. Aku lebih mengagumi
lagi suami Martha, ia sungguh pria yang patut dihormati, tak disangka ia
dapat menerima anak yang demikian". Ajili termenung mendengarkan pendapat
istrinya, dan tiba-tiba mengajukan pertanyaan: Kalau begitu, bagaimana
kau
memandang pelaku pemerkosaan itu ? Sedikitpun aku tak akan memaafkannya
!!!
Waktu itu ia sudah membuat kesalahan, kali ini juga hanya dapat meringkuk
menyelingkupi dirinya sendiri, ia benar-benar begitu rendah, begitu
egois,
begitu pengecut ! Ia benar-benar seorang pengecut ! demikian istrinya
menjawab dengan dipenuhi api kemarahan. Ajili mendengarkan saja, tak
berani
mengatakan kenyataan pada istrinya. Malam itu, anaknya yang baru berusia
5
tahun begitu rewel tak bersedia tidur, untuk pertama kalinya Ajili
kehilangan kesabaran dan menamparnya. Sang anak sambil menangis berkata
:"Kau ayah yang jahat, aku tak mau peduli kamu lagi. Aku tak ingin kau
menjadi ayahku". Hati Ajili bagai terpukul keras mendengarnya, ia pun
memeluk erat-erat sang anak dan berkata: "Maaf, ayah tak akan memukulmu
lagi. Ayah yang salah, maafkan papa ya".


Sampai sini, Ajili pun tiba-tiba menangis. Sang anak terkejut dibuatnya,
dan
buru-buru berkata padanya untuk menenangkan ayahnya : "Baiklah,
kumaafkan.
Guru TK ku bilang, anak yang baik adalah anak yang mau memperbaiki
kesalahannya. Malam itu, Ajili tak dapat terlelap, merasa dirinya
bagaikan
terbakar dalam neraka. Dimatanya selalu terbayang kejadian malam berhujan
deras itu, dan bayangan sang wanita. Ia sepertinya dapat mendengarkan
jerit
tangis wanita itu. Tak henti-hentinya ia bertanya pada dirinya sendiri :
"Aku ini sebenarnya orang baik, atau orang jahat ?" Mendengar bunyi napas
istrinya yang teratur, ia pun kehilangan seluruh keberaniannya untuk
berdiri. Hari kedua, ia hampir tak tahan lagi rasanya. Istrinya mulai
merasakan adanya ketidakberesan pada dirinya, memberikan perhatian
padanya
dengan menanyakan apakah ada masalah Dan ia mencari alasan tak enak badan
untuk meloloskan dirinya. Pagi hari di jam kerja, sang karyawan
menyapanya
ramah : "Selamat pagi, manager !" Mendengar itu, wajahnya tiba-tiba
menjadi
pucat pasi, dalam hati dipenuhi perasaan tak menentu dan rasa malu. Ia
merasa dirinya hampir menjadi gila saja rasanya.


Setelah berhari-hari memeriksa hati nuraninya, Ajili tak dapat lagi terus
diam saja, iapun menelepon Dr. Adely. Ia berusaha sekuat tenaga menjaga
suaranya supaya tetap tenang : "Aku ingin mengetahui keadaan anak malang
itu. Dr. Adely memberitahunya, keadaan sang anak sangat parah. Dr.Adely
menambahkan kalimat terakhirnya berkata :"Entah apa ia dapat menunggu
hari
kemunculan ayah kandungnya. Kalimat terakhir ini menyentuh hati Ajili
yang
paling dalam, suatu perasaan hangat sebagai sang ayah mengalir keluar,
bagaimanapun anak itu juga merupakan darah dagingnya sendiri ! Ia pun
membulatkan tekad untuk menolong Monika. Ia telah melakukan kesalahan
sekali, tak boleh kembali membiarkan dirinya meneruskan kesalahan ini.
Malam
hari itu juga, ia pun mengobarkan keberaniannya sendiri untuk memberitahu
sang istri tentang segala rahasianya. Terakhir ia berkata : "Sangatlah
mungkin bahwa aku adalah ayah Monika Aku harus menyelamatkannya Lina
sangat
terkejut, marah dan terluka, mendengar semuanya, ia berteriak marah
:"Kau
PEMBOHONG !" Malam itu juga ia membawa ketiga anak mereka, dan lari
pulang
ke rumah ayah ibunya. Ketika ia memberitahu mereka tentang kisah Ajili,
kemarahan kedua suami-istri tersebut dengan segera mereda. Mereka adalah
dua
orang tua yang penuh pengalaman hidup, mereka menasehatinya : "Memang
benar,
kita patut marah terhadap segala tingkah laku Ajili di masa lalu. Tapi
pernahkah kamu memikirkan, ia dapat mengulurkan dirinya untuk muncul,
perlu
berapa banyak keberanian besar. Hal ini membuktikan bahwa hati nuraninya
belum sepenuhnya terkubur. Apakah kau mengharapkan seorang suami yang
pernah
melakukan kesalahan tapi kini bersedia memperbaiki dirinya Ataukah
seornag
suami yang selamanya menyimpan kebusukan ini didalamnya ?" Mendengar ini
Lina terpekur beberapa lama.
Pagi-pagi di hari kedua, ia langsung kembali ke sisi Ajili, menatap mata
sang suami yang dipenuhi penderitaan, Lina menetapkan hatinya berkata :
"Ajili, pergilah menemui Dr. Adely ! Aku akan menemanimu !"


3 Februari 2003, suami istri Ajili, menghubungi Dr. Adely.8 Februari,
pasangan tersebut tiba di RS Elisabeth, demi untuk pemeriksaan DNA Ajili.
Hasilnya Ajili benar-benar adalah ayah Monika. Ketika Martha mengetahui
bahwa orang hitam pemerkosanya itu pada akhirnya berani memunculkan
dirinya,
ia pun tak dapat menahan air matanya. Sepuluh tahun ini ia terus memendam
dendam kesumat terhadap Ajili, namun saat ini ia hanya dipenuhi perasaan
terharu. Segalanya berlangsung dalam keheningan. Demi untuk melindungi
pasangan Ajili dan pasangan Martha, pihak RS tidak mengungkapkan dengan
jelas identitas mereka semua pada media, dan juga tak bersedia
mengungkapkan
keadaan sebenarnya, mereka hanya memberitahu media bahwa ayah kandung
Monika
telah ditemukan.


Berita ini mengejutkan seluruh pemerhati berita ini. Mereka terus-menerus
menelepon, menulis suratpada Dr. Adely, memohon untuk dapat menyampaikan
kemarahan mereka pada orang hitam ini, sekaligus penghormatan mereka
padanya. Mereka berpendapat : "Barangkali ia pernah melakukan tindak
pidana,
namun saat ini ia seorang pahlawan !" 10 Februari, kedua pasangan Martha
dan suami memohon untuk dapat bertemu muka langsung dengan Ajili. Awalnya
Ajili tak berani untuk menemui mereka, namun pada permohonan ketiga
Martha,
iapun menyetujui hal ini. 18 Februari, dalam ruang tertutup dan
dirahasiakan
di RS, Martha bertemu langsung dengan Ajili.


Ajili baru saja memangkas rambutnya, saat ia melihat Marth, langkah
kakinya
terasa sangatlah berat, raut wajahnya memucat. Martha dan suaminya
melangkah
maju, dan mereka bersama-sama saling menjabat tangan masing-masing,
sesaat
ketiga orang tersebut diam tanpa suara menahan kepedihan, sebelum
akhirnya
air mata mereka bersama-sama mengalir. Beberapa waktu kemudian, dengan
suara
serak Ajili berkata : "Maaf...mohon maafkan aku !" Kalimat ini telah
terpendam dalam hatiku selama 10 tahun. Hari ini akhirnya aku mendapat
kesempatan untuk mengatakannya langsung kepadamu. Martha menjawab :
"Terima
kasih Kau dapat muncul. Semoga Tuhan memberkati, sehingga sumsum tulang
belakangmu dapat menolong putriku".


19 Februari, dokter melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang Ajili.
Untungnya, sumsum tulang belakangnya sangat cocok bagi Monika Sang dokter
berkata dengan antusias : "Ini suatu keajaiban !"
22 Februari 2003, sekian lama harapan masyarakat luas akhirnya
terkabulkan.
Monika menerima sumsum tulang belakang Ajili, dan pada akhirnya Monika
telah
melewati masa kritis. Satu minggu kemudian, Monika boleh keluar RS dengan
sehat walafiat. Martha dan suami memaafkan Ajili sepenuhnya, dan secara
khusus mengundang Ajili dan Dr. Adely datang kerumah mereka untuk
merayakannya. Tapi hari itu Ajili tidak hadir, ia memohon Dr. Adely
membawa
suratnya bagi mereka. Dalam suratnya ia menyatakan penyesalan dan rasa
malunya berkata :"Aku tak ingin kembali mengganggu kehidupan tenang
kalian.
Aku berharap Monika berbahagia selalu hidup dan tumbuh dewasa bersama
kalian. Bila kalian menghadapi kesulitan bagaimanapun, harap hubungi aku,
aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu kalian". Saat ini juga,
aku
sangat berterima kasih pada Monika, dari dalam lubuk hatiku terdalam,
dialah
yang memberiku kesempatan untuk menebus dosa. Dialah yang membuatku dapat
memiliki kehidupan yang benar-benar bahagia di saparoh usiaku
selanjutnya.
Ini adalah hadiah yang ia berikan padaku ! ( Italia post)


"Kita tidak dapat berbuat apapun untuk mengubah masa lalu, tapi kita bisa mengendalikan masa depan dengan berbuat KEBAIKAN mulai hari ini..."

cerita mengharukan

Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapa sen uangnya, dan dia sangat lapar.
Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air.
Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu.
Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, “berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?” Wanita itu menjawab: “Kamu tidak perlu membayar apapun”. “Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan” kata wanita itu menambahkan.
Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata :” Dari dalam hatiku aku berterima kasih pada anda.”

Sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter dikota itu sudah tidak sanggup menganganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut.


Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly.
Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumahsakit, menuju kamar si wanita tersebut. Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang.
Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu.
Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu. Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan…
Wanita itu sembuh !!.
Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan. Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien.
Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya.
Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi.. “Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu..” tertanda, DR Howard Kelly.
Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa: “Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia.”
Komentar: Terkadang kita berbuat baik masih tersisip ras pamrih dari hati kita walaupun kecil. Kita terlalu terbiasa melihat orang-orang di atas kita, namun jarang sekali kita melihat dan merperhatikan orang-orang yang tidak beruntung dari kita. Dan parahnya lagi, kita terlalu cinta dunia sehingga takut mati…
Ya Allah berilah aku hikmah dari cerita ini, agar setiap kebaikan yang kulakukan semata-mata hanya mengharap ridho-Mu. Jauhkan aku dari cinta dunia dan takut mati, berilah kekuatan dan hidayah agar sisa umurku hanya untuk mencapai ridho-Mu semata. Shalawat dan salam sejahtera serta kepada baginda Muhammad SAW, para keluarga, para sahabat terbaiknya dan para pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman…

Diane dan Jack

Diane dan Jack berteman baik. Mereka telah saling mengenal sejak bersekolah
dan sejak menjadi sahabat baik. Mereka berbagi semua dan apapun juga dan
menghabiskan banyak waktu bersama dalam dan setelah sekolah. Tetapi hubungan
mereka tidak berkembang namun hanyalah sebatas teman. Diane menyimpan
rahasia,kekagumannya dan cintanya kepada Jack. Dia memiliki alasan
tersendiri untuk menyimpan hal itu sendiri. TAKUT! Takut akan penolakan,
takut jika Jack tidak sebagai temannya lagi, takut kehilangan seseorang yang
dia merasa nyaman bersamanya.

Setidaknya jika dia tetap menjaga perasaannya, dia mungkin masih bisa
bersama Jack dan dengan harapan, bahwa Jack lah yang akan mengatakan
bagaimana perasaannya kepada Diane.
Waktu terus berjalan dan sekolah telah bubar. Jack dan Diane pergi ke arah
yang berlainan. Jack melanjutkan studinya ke keluar negeri, sedangkan Diane
mendapatkan pekerjaan. Mereka tetap saling berhubungan, dengan surat, saling
mengirimkan foto masing-masing dan saling mengirimkan hadiah. Diane merindukan Jack akan kembali. Dia telah memutuskan bahwa dia memiliki
kekuatan untuk mengatakan. Dan tiba-tiba, surat dari Jack terhenti. Diane
menulis kepadanya,tetapi tidak ada jawaban.
Dimana dia? Apa yang terjadi? Banyak pertanyaan yang ada di kepalanya. Dua
tahun berlalu dan Diane tetap berharap bahwa Jack akan kembali atau
setidaknya mengiriminya surat. Dan doanya terkabul.
Dia menerima suratdari Jack, mengatakan...! " Diane, aku punya kejutan
untukmu... temui aku di bandara pukul 7 malam. Aku tidak kuat menunggu untuk
menemuimu lagi. Cinta dan cium Jack"
Diane berbunga-bunga. Cinta dan cium, berarti banyak bagi seorang wanita
yang belum merasakan cinta sebelumnya.
Dia begitu gembira atas kata-kata itu.
Ketika harinya telah tiba, Diane menunggu dengan cemas. Dia memakai pakaian
terbaiknya dan berusaha terlihat secantik mungkin. Dia mencari Jack kesana
kemari. Tetapi tidak dilihatnya Jack. Kemudian datang seorang wanita dengan
pakaian ketat berwarna biru yang seksi.
Dia begitu perhatian melihat Diane, "Hai! Aku Jacelyn, temannya Jack. Kamu
Diane?" tanyanya. Diane menganggukkan kepala. "Maaf, aku punya kabar buruk
bagimu. Jack tidak akan datang. Dia tidak akan datang lagi," kata wanita
itu, sambil meletakkan tangannya di pundaknya Diane.
Diane tidak dapat mempercayai hal yang dia dengar!!! Apa yang telah
terjadi?? Diane bingung, dia amat sangat khawatir sekali dan wajahnya
menjadi pucat.
"Dimana Jack? Apa yang terjadi padanya??? Katakan padaku..." Diane memohon
kepada si wanita.
Si wanita melihat dengan cermat ke Diane dan dia menepuk pundak Diane dan
mengatakan..........










"ALAMAK DIANE... INI IKE JACK...APAKAH IKE TERLIHAT CANTIK SEKARANG?
AIH....AIH......YEY TIDAK DAPAT MENGENALI IKE LAGI YAH??? IHHH...SEBEL
DEH.....!!! .......
Dan kemudian Diane langsung pingsan.....

Semangkuk Mie Kuah

Pendahuluan:
Ny. Hsu yang tinggal di Kao Hsiung, anak gadisnya pulang dari Amerika pada saat awal bulan Januari, dan membawa sebuah kisah nyata yang menggugah hati. Kisah yang terjadi pada malam Chu Si (malam menjelang Tahun Baru Imlek), berjumlah sebanyak 50 halaman lebih. Tokoh dalam cerita ini pada saat menceritakan kisahnya mengharukan banyak orang Jepang. Cerita ini dinamakan "Semangkuk Mie Kuah", diterjemahkan oleh Li Kuei Chuen.

Tanggal 31 bulan Desember lima belas tahun yang lalu, yang juga merupakan malam Chu Si, di sebuah jalan di kota Sapporo, Jepang, ada sebuah toko mie yang bernama "Pei Hai Thing" (Pei = Utara; Hai = Laut; Thing = Kios, toko).

Makan mie pada malam Chu Si, adalah adat istiadat turun temurun dari orang Jepang, pada hari itu pemasukan toko mie sangatlah baik, tidak terkecuali "Pei Hai Thing", hampir sehari penuh dengan tamu pengunjung, tetapi setelah jam 22.00 ke atas sudah tidak ada pengunjung yang datang lagi. Pada saat biasanya jalan yang sangat ramai hingga waktu subuh - karena pada hari itu semua orang terburu-buru pulang rumah untuk merayakan Tahun Baru - sehingga dengan cepat menjadi sunyi dan tenang.

Majikan dari toko mie "Pei Hai Thing" adalah seseorang yang jujur dan polos, istrinya adalah seorang yang ramah tamah dan melayani orang penuh dengan kehangatan. Saat tamu terakhir pada malam Chu Si itu telah keluar dari toko mie, dan pada saat sang istri tengah bersiap untuk menutup toko, pintu toko itu sekali lagi terbuka, seorang wanita membawa dua orang anaknya berjalan masuk, kedua anak itu kira-kira berusia 6 tahun dan 10 tahun, mereka mengenakan baju olahraga baru yang serupa satu dengan yang lainnya, tetapi wanita tersebut malah memakai baju luar - bercorak kotak - yang telah usang.

"Silakan duduk !" Sang majikan mengucapkan salam.

Wanita itu berkata dengan takut-takut: "Bolehkah... memesan semangkuk mie kuah ?"

Kedua anak di belakangnya saling memandang dengan tidak tenang.

"Tentu... tentu boleh, silakan duduk di sini !" Sang istri mengajak mereka ke meja nomor 2 di paling pinggir, lalu berteriak dengan keras ke arah dapur: "Semangkuk mie kuah !"

Sebenarnya jatah semangkuk untuk satu orang hanyalah satu ikat mie, sang majikan menambahkan lagi sebanyak setengah ikat, dan menyiapkannya dalam sebuah mangkuk besar penuh, hal ini tidak diketahui oleh sang istri dan tamunya itu.

Ibu dan anak bertiga mengelilingi semangkuk mie kuah tersebut dan menikmatinya dengan lezat, sambil makan, sambil berbicara dengan suara yang kecil, "Sangat enak sekali !"

Sang kakak berkata: "Ma, kamu juga coba-coba dong!"

Sang adik sambil berkata, dia menyumpit mie untuk menyuapi ibunya. Tidak lama kemudian mie pun telah habis, setelah membayar 150 yen, ibu dan anak bertiga dengan serempak memuji dan menghaturkan terima kasih "Sangat lezat sekali, banyak terima kasih!" serta membungkuk memberi hormat, lalu berjalan meninggalkan toko.

Setiap hari berlalu dengan sibuknya, tak terasa setahun pun berlalu. Dan tiba lagi pada tanggal 31 Desember, usaha dari "Pei Hai Thing" masih tetap ramai, kesibukan pada malam Chu Si akhirnya selesai, telah lewat dari jam 22.00, sang istri majikan ketika tengah berjalan ke arah pintu untuk menutup toko, pintu itu lalu terbuka lagi dengan pelan, yang masuk ke dalam adalah seorang wanita parobaya sambil membawa dua orang anaknya. Sang istri ketika melihat baju luar bercorak kotak yang telah usang itu, dengan seketika teringat kembali tamu terakhir pada malam Chu Si tahun lalu.

"Bolehkah... membuatkan kami... semangkuk mie kuah ?"

"Tentu, tentu, silakan duduk !"

Sang istri mengajak mereka ke meja nomor 2 yang pernah mereka duduk di tahun lalu, sambil berteriak dengan keras "Semangkuk mie kuah!".

Sang majikan sambil menyahuti, sambil menyalakan api yang baru saja dipadamkan.

Istrinya dengan diam-diam berkata di samping telinga suami: "Ei, masak 3 mangkuk untuk mereka, boleh tidak ?"

"Jangan, kalau demikian mereka bisa merasa tidak enak."

Sang suami sambil menjawab, sambil menambahkan setengah ikat mie lagi ke dalam kuah yang mendidih.

Ibu dan anak bertiga mengelilingi semangkuk mie kuah itu sambil makan dan berbicara, percakapan itu juga terdengar sampai telinga suami istri pemilik toko.

"Sangat wangi... sangat hebat... sangat nikmat!"

"Tahun ini masih bisa menikmati mie dari Pei Hai Thing, sangatlah baik!"

"Alangkah baiknya jika tahun depan masih bisa datang untuk makan di sini."

Setelah selesai makan dan membayar 150 yen, ibu dan anak bertiga lalu berjalan meninggalkan Pei Hai Thing.

"Terima kasih banyak! Selamat bertahun baru."

Memandang ibu dan anak yang berjalan pergi, suami istri pemilik toko berulang kali membicarakannya dengan cukup lama.

Malam Chu Si pada tahun ketiga, usaha dari "Pei Hai Thing" tetap berjalan dengan sangat baik, sepasang suami istri saking sibuknya sampai tidak ada waktu untuk berbicara, tetapi setelah lewat pukul 21.30, kedua orang itu mulai berperasaan tidak tenang.

Jam 22.00 telah tiba, pegawai toko juga telah pulang setelah menerima "Hung Pao" (Ang Pao), majikan toko dengan tergesa-gesa membalikkan setiap lembar daftar harga yang tergantung di dinding, daftar kenaikan harga "Mie Kuah 200 yen semangkuk" sejak musim panas tahun ini, ditulis ulang menjadi 150 yen.

Di atas meja nomor 2, sang istri pada saat 3 menit yang lalu telah meletakkan kartu tanda "Telah dipesan". Sepertinya ada maksud untuk menunggu orang yang akan tiba setelah seluruh tamu telah pergi meninggalkan toko, setelah lewat jam 22.00, ibu dengan dua orang anak ini akhirnya muncul kembali.

Sang kakak memakai seragam SMP, sang adik mengenakan jaket - yang kelihatan agak kebesaran - yang dipakai kakaknya tahun lalu, kedua anak ini telah tumbuh dewasa, sang ibu masih tetap memakai baju luar bercorak kotak usang yang telah luntur warnanya.

"Silakan masuk! Silakan masuk " Istri majikan toko menyambut dengan hangat.

Melihat istri majikan toko yang menyambut dengan senyum hangat, ibunda dua anak itu dengan takut-takut berkata: "Tolong... tolong buatkan 2 mangkuk mie, bolehkah ?"

"Baik, silakan duduk!"

Sang istri mengajak mereka ke meja nomor 2, dengan cepat menyembunyikan tanda "Telah Dipesan" seakan-akan tak pernah diletakkan di sana, lalu berteriak ke arah dalam "2 mangkuk mie".

Sang suami sambil menyahuti, sambil melempar 3 ikat mie ke dalam kuah yang mendidih. Ibu dan anak sambil makan, sambil berbicara, kelihatannya sangat bergembira, sepasang suami istri yang berdiri di balik pintu dapur juga turut merasakan kegembiraan mereka.

"Siao Chun dan kakak, mama hari ini ingin berterima kasih kepada kalian berdua !"

"Terima kasih !"

"Mengapa ?"

"Begini, kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 8 orang terluka yang disebabkan oleh ayah kalian, pada setiap bulan dalam beberapa tahun ini haruslah menyerahkan uang sebesar 50,000 yen untuk menutupi bagian yang tak dapat dibayar oleh pihak asuransi."

"Ya, hal ini kami tahu!" Sang kakak menjawab.

Istri pemilik toko dengan tak bergerak mendengarkan.

"Yang pada mulanya harus membayar hingga bulan Maret tahun depan, telah terlunasi pada hari ini !"

"Oh, mama, benarkah ?"

"Ya, benar, karena kakak mengantar koran dengan rajin, Siao Chun membantu untuk beli sayur dan masak nasi, sehingga mama bisa bekerja dengan hati yang tenang. Perusahaan memberikan bonus spesial kepada saya karena tidak pernah absen kerja, sehingga hari ini dapat melunasi seluruh bagian yang tersisa."

"Ma! Kakak! Alangkah baiknya, tapi kelak tetap biarkan Siao Chun yang menyiapkan makan malam."

"Saya juga ingin terus mengantar koran."

"Terima kasih kepada kalian kakak beradik, benar-benar terima kasih!"

"Siao Chun dan saya ada sebuah rahasia, dan terus tidak memberitahu mama, itu adalah... pada sebuah hari Minggu di bulan November, sekolah Siao Chun menghubungi wali murid untuk hadir melihat program bimbingan belajar dari sekolah, guru dari Siao Chun secara khusus menambahkan sepucuk surat, yang mengatakan sebuah karangan Siao Chun telah dipilih sebagai wakil seluruh "Pei Hai Tao (Hokkaido)", untuk mengikuti lomba mengarang seluruh negeri. Hari itu saya mewakili mama untuk menghadirinya."

"Benar ada hal ini ? Lalu ?"

"Tema yang diberikan guru adalah "Cita-Citaku (Wo Te Ce Yuen)",

Siao Chun dengan karangan bertema semangkuk mie kuah, dipersilakan untuk membacanya di hadapan para hadirin."

"Isi dari karangan itu menuliskan, ayah mengalami kecelakaan lalu lintas, dan meninggalkan hutang yang banyak; demi untuk membayar hutang, mama bekerja keras dari pagi hingga malam, sampai hal saya mengantar koran juga ditulis oleh Siao Chun."

"Masih ada, pada malam tanggal 31 Desember, kami bertiga ibu dan anak bersama-sama memakan semangkuk mie kuah, sangatlah lezat.. 3 orang hanya memesan semangkuk mie kuah, sang pemilik toko, yaitu paman dan istrinya malah masih mengucapkan terima kasih kepada kami, serta mengucapkan selamat bertahun baru kepada kami! Suara itu sepertinya sedang memberikan dorongan semangat untuk kami untuk tegar menjalani hidup, secepatnya melunasi hutang dari ayah."

"Oleh karena itu, Siao Chun memutuskan untuk membuka toko mie setelah dewasa nanti, untuk menjadi pemilik toko mie nomor 1 di Jepang, juga ingin memberikan dorongan semangat kepada setiap pengunjung! Semoga kalian berbahagia! Terima kasih!"

Sepasang pemilik toko yang terus berdiri di balik pintu dapur mendengarkan pembicaraan mereka mendadak tak terlihat lagi, ternyata mereka sedang berjongkok, selembar handuk masing-masing memegang ujungnya, berusaha keras untuk menghapus air mata yang tak hentinya mengalir keluar.

"Selesai membaca karangan, guru berkata: Kakak Siao Chun telah mewakili ibunya datang ke sini, silakan naik ke atas menyampaikan beberapa patah kata."

"Sungguhkah ? Lalu kamu bagaimana ?"

"Karena terlalu mendadak, saat mulai tidak tahu harus mengucapkan apa baiknya, saya lantas mengucapkan terima kasih kepada semua orang atas perhatian dan kasih sayang terhadap Siao Chun, adik saya setiap hari harus membeli sayur menyiapkan makan malam, sering kali harus terburu-buru pulang dari kegiatan berkelompok, tentu mendatangkan banyak kesulitan bagi semua orang, tadi pada saat adik saya membacakan "Semangkuk mie kuah", saya sempat merasa malu, tetapi sewaktu melihat adik saya dengan dada tegap dan suara yang lantang menyelesaikan membaca krangan, merasa perasaan malu itulah yang benar-benar memalukan."

"Beberapa tahun ini, keberanian mama yang hanya memesan semangkuk mie kuah, kami kakak beradik tidak akan pernah melupakannya... kami berdua pasti akan giat dan rajin, merawat ibu dengan baik, hari ini dan seterusnya masih meminta tolong kepada para hadirin untuk memperhatikan adik saya."

Ibu dan anak bertiga secara diam-diam saling memegang tangan dengan erat, saling menepuk bahu, menikmati mie tahun baru dengan perasaan yang lebih berbahagia dibanding tahun sebelumnya, membayar 300 yen dan mengucapkan terima kasih, lalu memberikan hormat dan meninggalkan toko mie.

Majikan toko seperti sedang menutup tahun yang lama, dengan suara yang keras mengucapkan "Terima kasih! Selamat Tahun Baru!"

Setahun pun berlalu lagi, toko mie Pei Hai Thing juga meletakkan tanda "Telah Dipesan" sambil menunggu, tetapi ibu dan anak bertiga tidak muncul. Tahun kedua, tahun ketiga, meja nomor 2 tetap kosong, ibu dan kedua anaknya tetap tidak muncul.

Usaha dari Pei Hai Thing semakin bagus, dalam tokonya pun telah direnovasi, meja dan kursinya telah diganti dengan yang baru, hanya meja nomor 2 itulah masih tetap pada aslinya.

Banyak tamu pengunjung merasa heran, istri majikan lantas menceritakan kisah semangkuk mie kuah kepada para pengunjung. Meja nomor 2 itu lantas menjadi "Meja Keberuntungan", setiap pengunjung menyampaikan kisah ini kepada yang lainnya, ada banyak pelajar yang merasa ingin tahu, datang dari kejauhan demi untuk melihat meja tersebut dan menikmati mie kuah, semua orang umumnya ingin duduk di meja tersebut.

Lalu setelah melewati malam Chu Si beberapa tahun ini, para pemilik toko di sekitar Pei Hai Thing, setelah menutup toko pada malam Chu Si, umumnya akan mengajak keluarganya menikmati mie di Pei Hai Thing. Sering berkumpul sebanyak 30 hingga 40 orang, sangatlah ramai. Ini telah merupakan hal yang biasa dalam 5-6 tahun terakhir ini. Semua orang telah mengetahui asal dari meja nomor 2, meski mulut tidak berbicara, tapi dalam hati berpikir "Meja yang telah dipesan pada malam Chu Si" di tahun ini kemungkinan akan sekali lagi dengan meja dan kursi yang kosong menyambut datangnya tahun baru.

Hari ini, semua orang sekali lagi berkumpul pada malam Chu Si, ada orang yang memakan mie, ada yang minum arak, semuanya berkumpul seperti sebuah keluarga. Setelah lewat pukul 22.00, pintu dengan tiba-tiba... terbuka kembali, semua orang yang berada di dalam langsung menghentikan pembicaraan, seluruh pandangan mata tertuju ke arah pintu yang terbuka itu.

Dua orang remaja yang berpakaian stelan jas yang rapi dengan baju luar di tangan, berjalan melangkah masuk. Semua orang menghembuskan napas lega. Saat istri majikan ingin mengatakan meja makan telah penuh dan memberitahu tamu tersebut, ada seorang wanita berpakaian kimono berjalan masuk, berdiri di tengah kedua remaja tersebut.

Seluruh orang yang berada dalam toko menahan napas mendengar wanita berpakaian kimono tersebut dengan perlahan mengatakan: "Tolong... tolong... mie kuah... untuk jatah 3 orang, bolehkah?"

Belasan tahun telah berlalu, sang istri majikan toko seketika berusaha keras untuk mengingat kembali gambaran ibu muda dengan dua orang anaknya pada 10 tahun yang lalu.

Sang suami di balik dapur juga termenung. Seorang di antara ibu dan anak tersebut menatap sang istri yang tengah salah tingkah tersebut dan mengatakan: "Kami bertiga ibu dan anak, pada 14 tahun yang lalu pernah memesan semangkuk mie kuah di malam Chu Si, mendapatkan dorongan semangat dari semangkuk mie tersebut, kami ibu dan anak bertiga baru dapat menjalani hidup dengan tegar."

"Lalu kami pindah ke kabupaten (Ce He) tinggal di rumah nenek, saya telah melewati ujian jurusan kedokteran dan praktek di rumah sakit Universitas Kyoto bagian penyakit anak-anak, bulan April tahun depan akan praktek di rumah sakit kota Sapporo."

"Sesuai dengan tatakrama, kami datang mengunjungi rumah sakit ini terlebih dahulu, sekalian sembahyang di makam ayah, setelah berdiskusi dengan adik saya yang - pernah berpikir untuk menjadi majikan toko mie nomor 1 tapi belum tercapai - sekarang bekerja di Bank Kyoto, kami mempunyai sebuah rencana yang istimewa... yaitu pada malam Chu Si tahun ini, kami bertiga ibu dan anak akan mengunjung Pei Hai Thing di Sapporo, memesan 3 mangkuk mie kuah Pei Hai Thing."

Sang istri majikan akhirnya pulih ingatannya, menepuk bahu sang suami sambil berkata: "Selamat datang! Silakan... Ei! Meja nomor 2, tiga mangkuk mie kuah."

PENUTUPAN

SESUDAH ANDA MEMBACA BLOG SAYA INI, SILAHKAN KUNJUNGI BLOG SAYA YANG LAIN. SILAHKAN LIHAT BLOG SAYA YANG LAIN DI PROFIL SAYA.
SESUDAH ANDA MEMBACA BLOG SAYA INI, SILAHKAN ANDA MENGAMALKAN APA SAJA YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA.
JANGAN LUPA ANDA MEMBERI KOMENTAR DI BLOG SAYA INI
TERIMA KASIH


tertanda
si pembuat blog



fajar muhammad farhan

UCAPAN TERIMA KASIH

UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA:


Ø ALLAH YANG MAHA ESA

Ø NABI BESAR MUHAMMAD SAW.

Ø KEPADA ORANG TUAKU

Ø KEPADA SAUDARA DAN KELUARGAKU

Ø KEPADA TEMAN-TEMANKU YANG BAIK HATI DAN SENANG BERTEMAN DENGANKU

Ø KEPADA SEMUA WEBSITE DISELURUH DUNIA YANG TELAH MENGEMBANGKAN BLOGKU

Ø KEPADA BAND-BAND DI SELURUH NUSANTARA

Ø KEPADA GURU-GURUKU YANG SENANG MENGAJARIKU

Ø KEPADAMU YANG SETIA MEMBACA BLOGKU DAN MENGAMALKAN APA YANG ADA DIDALAMNYA


Daftar Semua Post